Sukses sering kali diukur dari banyaknya materi yang dimiliki. Keberhasilan dilihat dari banyaknya rumah, mobil, perhiasan, atau tabungan yang dipunya. Ada pula yang menganggap bahwa pencapaian hidup ditentukan oleh popularitas seseorang. Seolah-olah kebahagiaan hidup ditetapkan oleh kekayaan dan popularitas.

Semua orang baru terenyak sadar ketika materi dan kemasyhuran tidak menjamin hidup bahagia. Bahwa tak sedikit pesohor yang bergelimang kekayaan meninggal dengan cara yang sangat tragis karena mengalami depresi. Banyak pula orang yang memiliki kekuasaan, kekayaan, dan popularitas, terjebak pada kehidupan yang sulit sehingga memilih jalan hidup “tak biasa”, terjerumus dalam kehidupan yang memprihatinkan.

Depresi bukan soal ada tidaknya kekayaan, kebahagiaan tidak diukur dari kemasyhuran, makna hidup tidak diraih melalui jabatan dan kekuasaan. Kualitas hidup diukur dari kemampuan seseorang bangkit kembali setelah terjatuh. Hidup seorang manusia ditentukan dari kemampuannya “menyerahkan diri” pada kehendak Tuhan, penyelenggaraan Ilahi.

FX. Sugiharto Gunawan adalah satu dari tidak banyak manusia yang mampu memaknai hidup dengan baik. Ia menceritakan pengalaman hidupnya. Bukan tentang keberhasilannya membangun usaha. Bukan pula tentang kemampuannya membina rumah tangga dan membimbing ketiga anaknya. Tidak juga soal hangatnya hidup sosial yang ia jalani. Ia justru menceritakan titik nadir kehidupannya, ketika bangkit dari depresi dan menemukan kembali campur tangan Tuhan dalam setiap tahapan kehidupannya.

Depresi yang sangat menyakitkan dialami FX. Sugiharto Gunawan justru ketika bisnis yang ia rintis sedang moncer. Tekanan batin yang sangat berat ia alami padahal istri dan anak-anaknya adalah orang-orang yang selalu memberi kekuatan dan semangat dalam setiap apa pun yang ia lakukan.

Buku PADUKAKU merupakan potret pergumulan hidup yang tidak akan pernah berhenti. Hidup seperti apakah yang akan dijalani, setiap kita memiliki pilihan sendiri-sendiri. FX. Sugiharto Gunawan memilih untuk menenangkan pikir dan menyerahkan perjalanan hidupnya kepada tuntunan Allah.