7disabled
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan
TS. All Things Must Fight To Live (Soft Cover)
oleh Bryan Mealer

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN13 : 9786020009575
Tanggal Terbit : September 2011
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Elex Media Komputindo
Halaman : 448
Dimensi : 135 mm x 200 mm



Deskripsi:
Pada tahun 1996, perang di Rwanda menyebar sampai ke perbatasan Kongo, Afrika, memicu konflik yang akhirnya merenggut lebih banyak nyawa daripada perang mana pun sejak Perang Dunia II. Selama tiga tahun bekerja sebagai reporter di Kongo, melakukan perjalanan bersama perang, dan menenggelamkan diri dalam kehidupan Kongo, Bryan Mealer adalah saksi?seringnya satu-satunya saksi?untuk hampir semua kejadian yang tak terbayangkan. All Things Must Fight to Live merupakan tur tak terlupakan pascaperang dan kolonialisme di negara yang masih menjadi lokasi bencana kemanusiaan terbesar di Bumi. Ini adalah buku nonfiksi terbaik: mengerikan, liris, sesuai waktu, dan diperlukan. Bryan Mealer adalah staf koresponden Associated Press di Kinshasa, Kongo, dan telah melaporkan dari tempat-tempat di seluruh benua Afrika, di antaranya Nairobi, Somalia, dan Togo. Tulisannya telah muncul di antaranya di Harper`s dan Esquire`s. Lahir di Odessa, Texas. Penulis lulus dari University of Texas di Austin dan sekarang tinggal di Brooklyn, New York. "Keahlian Mealer menggambarkan detail, yang disampaikan dengan ahli, mengangkat kisahnya menuju tempat yang agung... menawarkan cara membayangkan tragedi di Kongo yang hanya bisa berasal dari seseorang yang melemparkan diri sepenuhnya ke tempat itu." -CHRISTIAN SCIENCE MONITOR "Indah, meremukkan hati, dan membebaskan. Bryan Mealer memberi kita kisah tentang orang dan negeri yang lebih dekat ke hati daripada yang kita tahu. Pelaporan yang sangat jujur, dengan indah dikisahkan oleh penulis yang merasakan sebanyak yang dia lihat." -ROBERT KURSON, PENGARANG SHADOW DIVERS "Pengarang berusaha sekuat tenaga menggambarkan pemandangan yang berkedip-kedip di hadapannya. Ingatan sangat tajam yang dengan efektif membangkitkan peristiwa-peristiwa mengerikan di sebuah negara yang penuh konflik" KIRKUS REVIEWS Cuplikan Penggalan kisah : Pada 3 April 2003 pagi, saat fajar merekah di atas perbukitan hijau Kongo timur laut, beberapa ratus prajurit Lendu berkumpul di sepanjang bibir lembah sempit yang menghadap ke bawah ke desa-desa Drodro, Largu, dan Jissa yang sedang tidur. Desa-desa itu terutama dihuni oleh suku Hema yang menjadi musuh utama suku Lendu dalam konflik rumit yang muncul di tengah perang konstan lebih besar yang menyapu seluruh negara luas itu pada tahun 1998 dan sudah membunuh tujuh juta orang. Prajurit Lendu membawa senapan AK-47 yang disatukan dengan lakban dan kawat, granat berpenggerak roket, dan mortir yang diikat ke punggung. Sebagian membawa tombak panjang dengan ujung baja yang diraut untuk menggergaji gigi, panah yang dicelupkan ke dalam racun, dan machete (parang) yang diasah sampai setipis silet. Mereka berbaris di sepanjang malam dari desa mereka jauh di perbukitan, mengajak wanita-wanita, anak-anak, dan manula-manula mereka yang sekarang berkumpul di belakang dan menunggu tanda. Akhirnya tanda itu datang; gelegar rendah trumpet tanduk, dari prajurit yang mendesakkan napas melewati diameter sempit tanduk kerbau. Mendengar bunyi trumpet tanduk itu, lembah jatuh dari perbukitan. Mereka datang dalam tiga gelombang: gelombang pertama berlari masuk di bawah berondongan tembakan senapan mesin, roket, dan mortir. Pondok-pondok berdinding lumpur di desa itu meledak dan terbakar saat tembakan roket dan pecahan meriam menyalakan atap jerami. Penduduk desa menghambur keluar pondok dan berlari menuju pepohonan, hanya untuk mendapati bahwa setiap jalan keluar diblokir.

Kategori dan Rangking Bestseller:

Review Konsumen:
5 -
4 -
3 -
2 -
1 -
Jadilah yang Pertama untuk Review
Tulis Review Anda
Tulis Review Anda