Himpunan Puisi
Jantung Lebah Ratu berisi 46 puisi yang ditulis oleh Nirwan Dewanto pada kurun 2005-2007. Puisi-puisinya muncul dalam beragam bentuk seperti gurindam, pantun dan haiku dari Jepang. Pilihan kata yang digunakan Nirwan menunjukkan bahwa si penyair benar-benar menguasai bahasa Indonesia baik dari segi pemaknaan maupun estetika. Semua puisi dalam kumpulan ini telah dimuat di berbagai media masa dan beberapa di antaranya diterjemahkan ke bahasa Inggris, Jepang dan Belanda.
DALAM himpunan puisi ini, saya bersentuhan bukan saja dengan seorang penyajak biasa, tapi juga pelukis, mungkin malah pematung, yang bekerja dengan kata dan tubuh sekaligus. Ia bukan sekadar mengatakan, tetapi juga melukis atau menatah benda-benda biasa, juga peristiwa, yang berserakan di sekitaran. Kerapkali malah ia tak melukis benda-benda dan peristiwa itu; mereka justru melukis dirinya sendiri via si penyajak.
-ULIL ABSHAR-ABDALLA, pemikir Islam
Si penyair tak sekadar memperlakukan kebebasan sebagai preskripsi bagi penciptaan puisi, tapi justeru menerimanya sebagai konsekuensi yang menuntut nyali untuk menentukan batas gelanggang kebebasannya sendiri.
-ENIN SUPRIYANTO
kurator dan kritikus seni rupa