Perjuangan kemerdekaan di Indonesia antara tahun 1945 dan 1949 telah meninggalkan jejaknya, secara tersirat maupun tersurat. Melalui gambar dan teks, penulis mengajak pembaca menelusuri orang, benda, dan tempat di Indonesia dan Belanda. Buku bilingual Indonesia/Belanda ini berfokus pada pengalaman pribadi warga sipil dan personel militer yang berdiri tanpa jarak dengan konflik yang terjadi.
Karya ini mempertimbangkan bagaimana orang-orang dari kedua negara melihat kembali waktu itu dan bagaimana kenangan itu tetap hidup. Melalui cara ini, penulis membawa kembali dimensi manusia dalam sejarah yang menarik. Pilihan apa yang dibuat oleh para saksi dan orang-orang sezaman pada saat itu, kepada siapa mereka tetap setia, dan mengapa? Bagaimana pengalaman mereka tetap hidup di masa sekarang dan apa signifikansi periode itu di masa sekarang bagi mereka dan banyak orang lain?