Bangun tidur, ia langsung menghidupkan
telepon genggam: mudah-mudahan ada pesan
Masih ngantuk. Masih ada kabut mimpi
di matanya. Masih temaram
Sebenarnya apa perlunya pagi-pagi menyalakan
telepon genggam? Paling-paling cuma dapat
pesan ringan: 'Bagaimana tidurmu semalam?
Sarungnya enak kan? Lupa sama saya ya?
Tadi saya nunggu lama di kuburan.
Joko Pinurbo lahir 11 Mei 1962. Tahun 1987 ia menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP (sekarang Universitas) Sanata Dharma, Yogyakarta. Kemudian mengajar di almamaternya sambil membantu majalah kebudayaan Basis. Pada 1992 bergabung dengan Kelompok Kompas Gramedia. Selain menulis dan menyunting naskah, mengajar dan berceramah, ia ikut mengelola majalah Matabaca dan jurnal puisi. Ia gemar mengarang sejak di SMA. Buku kumpulan puisinya yang telah terbit: Celana (1999), Di Bawah Kibaran Sarung (2001), Pacar Kecilku (2002), Trouser Doll (2002), dan Telpon Genggam (2003). Joko sering diundang baca puisi diberbagai tempat, termasuk di beberapa forum sastra antar-bangsa. Puisi-puisinya telah diterjemahkan ke beberapa bahasa asing. Menerima Penghargaan Buku Puisi Pusat Kesenian Jakarta 2000; Hadiah Sastra Lontar 2001, Sih Award 2001; Penghargaan Sastra Pusat Bahasa 2002 dan masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award 2001, 2002, 2003.