Ketidakcocokan Indi dengan neneknya terutama disebabkan oleh sejumlah besar anjing peliharaan neneknya. Perhatian sang nenek hanya tercurah pada anjing-anjing, bukan pada cucunya. Setelah menyelesaikan kuliah, masa vakum mencari kerja diisi oleh Indi dengan usaha pendekatan hubungan cucu-nenek. Usaha ini gagal. Indi keluar dari rumah neneknya dengan membawa dendam pada anjing. Awal menempuh karier dijalaninya di Jakarta.
Bersama kedua kawan pondokannya, Maya dan Wawa, mereka menyatakan diri sebagai wakil era kebangkitan wanita. Wanita dituntut untuk aktif, bekerja, dan mandiri. Hubungan di antara mereka sangat akrab. Dalam perjalanan waktu, satu demi satu kawannya pergi dan menikah. Indi terus mengejar karier. Dalam kesepian karena merasa ditinggalkan, Indi menemukan seekor anjing kecil yang nyaris dirajam oleh sekelompok orang. Indi merasa dirinya seolah-olah becermin. Dia melihat kesendiriannya dalam kesendirian anjing itu. Inilah awal pemeliharaan anjing-anjing di rumahnya. Jumlah anjing peliharaannya semakin meningkat, menyaingi jumlah anjing peliharaan neneknya. Indi mewarisi langsung sikap neneknya terhadap anjing-anjing.