Saya bukan orang yang gagap teknologi (baca: gaptek). Tapi, saya pun bukan orang yang terus mengikuti teknologi. Saya biasa dengan layanan pesan singkat (sms) di ponsel ketimbang membuat akun di facebook. Dan saya tidak pernah punya pikiran untuk memanfaatkan facebook dalam hidup saya, sampai suatu hari.
Laiknya para perantau, lebaran kemarin, saya dan keluarga ikut mudik ke kampung. Meski tidak jauh, kami bisa merasakan bagaimana beratnya mudik. Tercatat, seminggu lebih, kami lama di kampung.
Cerita baru dimulai ketika kami kembali ke rumah kami di kota. Saya pribadi tidak menyangka. Sepekan ditinggal, bukan bersih, rumah kami malah kotor. Bisa dimaklumi, beberapa hari tidak ditempati dan tentu saja: tidak diurus. Rumah kami berdebu. Dan payahnya, ada tikus masuk lewat lubang pembuangan di WC.
Hari pertama kami kembali ke rumah adalah sebuah kekalahan tanpa balas. Kami betul-betul merasa letih dan butuh istirahat yang mesti. Kami tidur di tengah pengap bau pipis tikus yang memenuhi ruangan. Hari kedua, saya pikir, kami harus beres-beres.
Di tengah membongkar perabot-perabot itulah, pada keesokan harinya, saya menemukan album tua itu: sebuah album biru tua yang besar, berdebu dan apak. Saya ambil dan saya pisahkan. Saya teringat lagi. Berapa tahun sudah album itu teronggok tak disentuh? Padahal di album itulah 90 persen keping-keping
... Baca Selengkapnya