MANUSIA selalu ingin mulia dan bahagia. Hanya saja persepsinya salah, menganggap semuanya tuntas oleh harta dan takhta. Dikejarlah yang duniawi hingga tak terasa ajal tiba. Kerap sombong dan jumawa, lupa bahwa dirinya lemah di hadapan Allah Swt. Hakikat siapa dirinya dan Tuhannya diabaikan, sehingga sering berbuat kerugian. Padahal mulia dan bahagia itu dapat diraih dengan menyeimbangkan urusan dunia dan akhirat disertai ketaatan beragama. Menjalani kehidupan penuh optimisme, bersyukur dalam kelebihan, bersabar dalam kekurangan, sembari terus menebar kemanfaatan. Buku ini mengulas berbagai renungan kehidupan keseharian. Temanya relevan dan dapat menjadi referensi siapa saja. Isinya menguraikan masalah kehidupan dan solusinya dengan bahasa sederhana, tetapi bernas dan sayang kalau dilewatkan begitu saja. Terbagi ke dalam enam bagian. Buku ini dapat menjadi teman “ngobrol dan curhat” sekaligus cermin yang jujur, bahwa kita masih harus istikamah memperbaiki kualitas diri, menuju mulia dan bahagia yang hakiki. Selamat membaca.
Selling Point:
1. Curhatan yang diangkat menjadi artikel reflektif. Ada episode pengalaman penulis yang dapat dirasakan pembaca. Terlihat dari judul bab dan sub judul/poin per bab
2. Ditulis dengan ringan, isinya pendek, namun kontemplatif sufistik
3. Menuntun dan memberikan motivasi pada pembaca
4. Mengungkapkan pengalaman yang pastinya dialami setiap manusia
5. Memandu pembaca untuk memaknai kehidupan yang dijalaninya