Merawat pertiwi, mencintai bumi adalah sikap dan jalan hidup Megawati Soekarnoputri. Baginya, kebiasaan menanam adalah panggilan hidup. la melarang biji salak dibuang, dan lebih memilih mengambilnya, membungkusnya dengan tisu, dan memasukkan dalam saku karena biji salak pun punya hak untuk hidup. Menanam adalah kontemplasi. Dengan menanam, ia tidak hanya menyumbang oksigen bagi kehidupan, tetapi juga merefleksikan bahwa hidup adalah menanam budi pekerti, menanam kebaikan. Karena itulah Megawati selalu memberi contoh. la mengumpulkan seluruh umbi-umbian Nusantara, hanya untuk meyakinkan bahwa seharusnya tidak boleh ada rakyat Indonesia yang kelaparan. la mengoleksi dan menanam seluruh jenis bambu, agar tumbuh mata air di sekelilingnya. Bambu-bambuan tidak hanya mengonservasi lahan kritis dan mencegah longsor, tetapi juga mampu menyerap, menyimpan, dan menahan air. Bambu sangat berguna bagi kehidupan manusia. Kecintaan Megawati pada bumi dan alam semesta, sejatinya lebih deras mengalir dalam darahnya, sekalipun sejarah memanggilnya untuk lebih banyak berperan di bidang politik dan kenegaraan. Warisan yang akan menjadi catatan sejarah perjalanan bangsa ini adalah ketika Megawati mengikuti passion-nya dengan memanfaatkan segala kekuatan yang dimiliki untuk mendirikan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI). YKRI adalah satu-satunya yayasan yang dimiliki Megawati. Melalui YKRI, Indonesia yang semula hanya memiliki empat kebun raya di bawah pengelolaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sampai tahun 2020 mencapai 45 kebun raya, menyebar di berbagai daerah. Maka, tidak berlebihan bila gerakan menanam dan mencintai bumi yang dilakukan Megawati bukan sekadar hobi, apalagi sebuah pencitraan, melainkan jalan kehidupan. Alam adalah kitab yang akan menjawab semua pertanyaan tentang kehidupan. Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam