Ketersediaan | : | Stock tidak tersedia |
Format | : | Soft Cover |
ISBN | : | 9799112710 |
ISBN13 | : | 9789799112712 |
Tanggal Terbit | : | Mei 2013 |
Bahasa | : | Indonesia |
Penerbit | : | Media Pressindo |
Dimensi | : | 200 mm x 140 mm |
Siapa sangka, seorang konglomerat papan atas seperti Hary Tanoesoedibjo pernah nyaris jatuh miskin. Hary Tanoe memang mengawali karier usahanya dengan cukup baik. Namun, ketika krisis moneter menerjang sejumlah negara di Asia, termasuk Indonesia, bisnis yang sedang dirintis oleh Hary Tanoe pun ikut menjadi korban. Bagaimana tidak, seperti mimpi, semua miliknya ludes hanya dalam satu malam. la pun depresi, jatuh ke dalam jurang keterpurukan.
Lantas, apa yang kemudian dilakukan oleh Hary Tanoe agar bisa bangkit dari kondisi seperti itu?
Belasan tahun bergelut di ladang bisnis rupanya tak membuat Hary Tanoesoedibjo berpuas diri. Dengan tiba-tiba ia memutuskan bergabung dengan NasDem, partai baru yang belum teruji kekuatannya. Setahun berselang, ia pun memutuskan hengkang dari NasDem. Hary sontak menjadi rebutan dan menjadi buah bibir di kancah politik nasional. Nah, jika umumnya pengusaha menghindari politik, lalu mengapa HaryTanoe justru terjun ke politik.
Apa lagi yang Hary cari?