Ia adalah bagian dari kelompok ekonom eliteyang pernah selama lebih dari tiga dekade berperan besar menentukan arah pembangunan Indonesia. Karena itu, suratan nasib membuat namanya tak terpisahkan dari sejarah politikIndonesia era Orde Baru. Siapakah J.B. Sumarlin?
Pada masa kekuasaan Presiden Soeharto, selama empat periode ia menempati berbagai pos pemerintahan penting, termasuk sebagai Menteri Penertiban dan Pendayagunaan Aparatur Negara, Menteri Perencanaan Pembangunan/Ketua Bappenas serta Menteri Keuangan, jabatan periode terakhir, saat ia pada 1989 dinobatkan sebagai Finance Minister of the Year oleh majalah ekonomi prestisius Euromoney. Purna tugas di Kabinet Pembangunan, Sumarlin masih dipercaya menjabat Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, sekaligus mengemban tugas Bank Dunia sebagai Ketua Tim Restrukturisasi Ekonomi Kirgistan.
Buku ini bukan sekadar biografi Sumarlin sebagai ekonom kelas dunia dan salah seorang putra terbaik bangsa. Di dalamnya juga ada kisah tentang seorang anak manusia yang lahir dalam keluarga petani di pedesaan Jawa Timur; tentang Sumarlin yang terpaksa melewatkan masa remajanya dengan kerja keras dalam kondisi penuh derita yang nyaris membuatnya putus asa. Mungkin banyak yang belum tahu, di zaman Revolusi 1945, selepas SMA, Sumarlin juga ikut berjuang bersama para pelajar lain di medan gerilya di sekitar Yogyakarta. Juga, barangkali baru dalam buku ini terungkap bahwa nama asli Sumarlin adalah Katoebin, singkatan dari Akad-akad metu neng sabin—hari Ahad lahir di sawah. Ibunya memang sedang bekerja di sawah pada hari Minggu saat bayi kecil itu mbrojol begitu saja. Karena bayi Katoebin sering sakit, sesuai tradisi Jawa pedesaan, namanya pun diganti menjadi Sumarlin, mirip dengan nama kakaknya, Sumarlan.
Bondan Winarno barangkali adalah orang yang paling tepat sebagai penulis Kiat. Keluasaan pengalaman hidupnya membuat ia mampu merasuki berbagai bidang pengetahuan dan menuliskannya dengan jernih. Ia pernah bekerja sebagai juru kamera di lingkungan militer, menjadi redaktur di berbagai media, menjadi eksekutif perusahaan swasta di dalam maupun di luar negeri, menjadi konsultan di berbagai lembaga terhormat, termasuk Bank Dunia, dan aktif di berbagai organisasi profesi maupun kemsyarakatan. Atas jasa-jasanya, ia juga memperoleh anugerah Satyalencana Pembangunan dari Pemerintah Republik Indonesia.