Microsoft dikenal sebagai salah satu penyokong besar revolusi digital. Tanpanya, kita semua tak akan menikmati betapa cepat dan nyamannya bekerja menggunakan personal computer. Namun, seiring berjalannya waktu, dunia komputasi mengalami perubahan yang luar biasa cepat. Tanpa inovasi yang benar-benar spektakuler, perusahaan ini diramalkan tak akan mampu mempertahankan popularitasnya. Inovasi tergantikan birokrasi. Kerja tim tergantikan politik internal. Microsoft mulai tertinggal.
Hit Refresh berkisah tentang transformasi terbesar yang tengah berlangsung dalam tubuh Microsoft di bawah kepemimpinan Satya Nadella, sang CEO. Selama ini, ketika mendengar kata Microsoft, orang akan langsung mengaitkannya dengan Bill Gates yang cemerlang atau Steve Ballmer yang super energik. Nadella nyaris tak masuk ke radar para selebritas teknologi. Namun dalam tahun-tahun pertamanya memimpin, Nadella melakukan banyak gebrakan baru. Salah satunya adalah menciptakan budaya perusahaan yang menggabungkan antara empati dan teknologi. Dia juga membuat pertaruhan besar dalam beberapa teknologi kunci, seperti artificial intelligence (AI atau kecerdasan buatan) dan cloud computing (komputasi awan), yang membuat Microsoft menjadi unik.
Di tangan Nadella, Microsoft mengubah fokusnya dari sekadar perusahaan pencari keuntungan menjadi perusahaan humanis yang berkontribusi bagi masa depan umat manusia.