Ketersediaan | : | Stock tidak tersedia |
Format | : | Soft Cover |
ISBN | : | 6020314081 |
ISBN13 | : | 9786020314082 |
Tanggal Terbit | : | Februari 2015 |
Bahasa | : | Indonesia |
Penerbit | : | Gramedia Pustaka Utama |
Dimensi | : | 150 mm x 230 mm |
Sebagai anak dari keluarga Muhammadiyah yang aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof. dr. Sam Soeharto Sp.MK berada di posisi terdepan pengganyangan Partai Komunis Indonesia (PKI). Apalagi posisi dia sebagai Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Surabaya dan Ketua Dewan Mahasiswa Unair.
Sam berandil dalam membangun Orde Baru. Tapi, sampai dengan sekitar 20 tahun Orde Baru, dia memilih tetap berada di luar struktur. Ia berada dalam tataran moral force. Dia pun masuk barisan “pemompa ban gembos” PPP pada Pemilu 1977. Tatakala kemudian hijrah ke Golkar, Sam ibarat bintang yang muncul dari balik pohon beringin. Dan, di situ dia dibenci tapi dibutuhkan.
Setelah lebih 25 tahun bergumul di palagan politik, Sam akhirnya back to campus. Dialah yang mencetuskan dan memperjuangkan Unair menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Sebagai Komisaris Utama PT Biofarma (Persero) dia yang menggali landasan filosofis: Dari Indonesia untuk masyarakat global.
Sam menjejakkan kakinya di dua tempat yang berbeda. Satu kaki di dunia akademik dan satu kaki di politik. Ia ahli mikrobiologi tetapi juga hebat berkiprah di mikropolitik. Dan Sam bisa menemukan nisbah (titik temu) kedua bidang itu. ”Perilaku kuman tidak jauh berbeda dengan para politisi,” kata Sam.