No pain no gain. Kita mengenal ada tiga tipe pengusaha, yaitu pengambil risiko (risk taker), penghindar risiko, dan tipe moderat. Berdasarkan riset di negara yang sudah maju, sebagian besar pengusaha yang baru terjun membuka usahanya akan mengalami kebangkrutan di tahun pertama. Salah satu faktor penyebabnya adalah sang pengusaha kurang mendapat referensi bisnis yang komprehensif atau terjebak dalam sindrom “Me Too” alias latah, tergiur dengan kesuksesan pengusaha lain yang sudah belasan tahun membanting tulang di bisnis itu.
Buku ini mencoba memberi solusi berupa ulasan bisnis yang mudah dijalankan namun besar sekali potensi bisnisnya untuk berkembang. Salah satu faktor kuncinya sederhana saja, yaitu sang calon pengusaha harus tahu dan paham betul mengenai bisnisnya, meskipun cara pemasarannya sederhana yaitu dengan menggunakan gerobak atau counter. Supaya lebih meyakinkan para pembaca di buku ini ditampilkan profil bisnis pengusaha yang sudah sukses menjalankan bisnis dengan gerobak dan counter, bahkan sebagian besar sukses mengembangkan sayap bisnisnya dengan cara waralaba atau Business Opportunity.
Dalam buku ini juga ditampilkan tip dan analisis bisnis, sehingga pembaca dapat memahami peluang bisnis yang diminati dengan lebih jelas. Buku ini layak dimiliki bagi siapa saja yang ingin menambah penghasilannya secara signifikan, sekarang juga.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di Univeritas Diponegoro, Semarang dan memperoleh gelar MBA di bidang Marketing dari Wahington Internasional University, USA. Saat ini ia bekerja di sebuah Bank Joint Venture di Jakarta.Pendidikan non-formal yang diikuti bervariasi, antar lain: Pendidikan Jurnalistik Mahasiswa di Semarang, Pendidikan Internal Audit di YPIA dan IBI-Kemang, Kursus Compliance Officer di IBI, Kursus Budgeting di PPM-Menteng, Training Pasar Modal (Manajer Investasi), yang semuanya di Jakarta.Menyukai diskusi ilmiah (pernah diundang dalam acara"Solusi Rhenald Kasali"), debat terbuka, dan musik jazz. Ia juga senang mengunjungi tempat-tempat wisata yang unik di dalam dan luar negeri. Membaca dan menulis adalah "sarapan kedua"-nya.Bahasa asing yang dikuasai adalah Inggris (aktif), Jepang (pasif), sedikit Mandarin, dan Prancis.