Satu-satunya cara untuk membuat Nadya merasa dirinya berharga dan 'terlihat' adalah dengan selalu berprestasi. Tapi seiring waktu berlalu, dia mendapati sinarnya kian memudar. Nadya tak ingin terlupakan. Dia merasa harus membuat gebrakan prestasi untuk membuat pujian dan tatapan kagum kembali tertuju padanya.
Lomba bergengsi se-Bandung Raya ini lah kartu As-nya.
Awalnya, ambisi itu terasa tak berbahaya. Dia melebur dalam diri Nadya--membuatnya kuat, memberinya semangat. Nadya tidak menyadari perasaan itu menekan dirinya begitu rupa, membuatnya menjadi seseorang yang benar benar berbeda.
Tapi sayang, sebelum Nadya berhasil mengendalikan diri, satu orang keburu mati karenanya...
Satin Merah - Tentang Sastra Sunda yang terlupakan dan misteri dibaliknya
olehYuska VonitapadaMinggu, 12 Desember 2010
Saya nggak nyangka kalo novel ini ternyata tidak ada unsur roman sama sekali. Genre thriller justru mendominasi dengan balutan sastra sunda, tips menulis juga kecanggihan dunia internet, khususnya blog.
Novel yang layak untuk dibaca. Seperti S. Mara Gd generasi baru.