Taya dan Ata, sepasang anak kembar yang bermusuhan. Jika Taya adalah gadis populer di masa mereka sekolah, Ata sebaliknya. Kembaran laki-lakinya menaruh dendam tersendiri atas Taya. Permusuhan mereka berlanjut hingga dewasa, berujung pada suatu perlombaan yang tak mudah: menikah. Ata, sebagai anak laki-laki, harus mengumpulkan uang panai’ untuk meminang pujaan hatinya bernama Najwa. Taya, sebagai anak perempuan, harus menunggu Haris, kekasihnya, siap untuk meminangnya. Lantas, siapa yang jadi pemenangnya? Prolog: Kamu kenapa, Ta? Dari tadi jalan di belakang Mama terus.” Sepanjang hari ini, Mama merasa seperti memiliki ekor. Bagaimana tidak? Sejak pagi hingga menjelang malam, Ata terus mengikutinya. Jika Mama berada di ruang tamu, Ata ada di sana. Jika Mama tengah menonton televisi, lagi-lagi Ata ada di dekatnya. Bahkan ketika Mama sedang berada di dalam kamar mandi, Ata berdiri di depan pintu, mendadak membuat Mama merasa seperti artis yang punya pengawal. “A-ada yang mau Ata bicarakan, Ma.” Ata menyahut sembari mengikuti Mama yang beranjak meninggalkan kamar mandi menuju ruang keluarga. Laki-laki itu meremas ujung kaus oversizenya, berharap hal tersebut bisa sedikit meredakan kegugupan yang seketika menerjangnya Selling Point: Kisah tentang anak muda dengan segala problematikanya, dengan latar belakang kehidupan Bugis. Profil Penulis: Anditia Nurul. Menulis, membaca, dan sekrol-sekrol beranda X / Twitter serta Instagram adalah hal yang dia lakukan setiap hari. Suka sesuatu yang seru dan lucu-lucu. Mari berteman dengannya di Instagram @anditia_nurul, X/Twitter @anditianurul_ atau email halo.anditia@gmail.com.