Jika kata-kata diibaratkan air, maka sejatinya ia mengalir bebas ke berbagai arah. Seperti juga puisi-puisi di buku ini. Sindhunata menulis tentang yang suci sampai yang kotor, yang atas sampai yang bawah, yang rasional sampai yang irasional. Beberapa terdengar seperti doa, yang lain seperti sumpah serapah, lainnya lagi seperti mantra. Tidak berhenti sebagai puisi, beberapa telah beralih wahana menjadi lagu hiphop. Salah satunya berjudul “Cintamu Sepahit Topi Miring” yang telah ditonton lebih dari 8 juta viewers di Youtube Profil Penulis: Dr. Gabriel Possenti Sindhunata. SJ. lahir 12 Mei 1952 di Kota Batu, Jawa Timur, adalah Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi Majalah BASIS, Yogyakarta. Di majalah kebudayaan itu, ia adalah penulis tetap rubrik Tanda-tanda Zaman. Karir jurnalistiknya dimulai dengan bekerja sebagai wartawan Majalah Teruna, terbitan PN Balai Pustaka, Jakarta, 1974-1977 Mulai tahun 1978, ia menjadi wartawan di Harian Kompas, Jakarta. Di harian tersebut ia dikenal sebagai penulis features dan kolumnis sepak bola dunia. Seniornya, Jakob Oetama pernah berkata, tulisan-tulisan Sindhunata berhasil mengangkat kejadian dan persoalan hidup ke panggung reportase "dalam sosoknya yang nyata, hidup, berdesak, berkeringat, berair mata, bersenyum, dan berpengharapan (Cikar Bobrok, 1997). Sindhunata tamat dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta tahun 1980. Kemudian ia menyelesaikan studi teologi di Institut Filsafat Teologi Kentungan. Yogyakarta (1983). la melanjutkan studi doctoral filsafat di Hochschule für Philosophie Philosophische Fakultät SJ München, Jerman