Sepertinya belakangan ini pelajaran budi pekerti, akhlak, etika, dan sopan santun di sekolah atau di tempat pendidikan lainnya sangat kurang. Padahal dulu, semua siswa diajarkan dan dicontohkan akhlak dan budi pekerti yang baik. Didikan orangtua dulu juga cenderung mengembangkan budaya malu kalau orangtuanya seorang pendidik atau tokoh, tetapi anaknya kurang baik. Sepertinya budaya malu ini kini mulai memudar dalam pergaulan masyarakat kita.
Lantas, apa yang dapat dilakukan untuk mengeliminasi kekurangan-kekurangan itu atau paling tidak menahan laju penurunan moral dan etika tersebut? Sangat diperlukan kepedulian dan peran serta para orangtua dalam menanamkan nilai-nilai kepada anak mereka sedini mungkin. Secara umum, durasi dan frekuensi pertemuan seorang anak dengan orangtuanya tentu lebih banyak ketimbang dengan guru atau pendidik lainnya.
Cara yang mungkin paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan adalah terlebih dahulu dimulai dan dirintis oleh setiap orangtua. Kalau belum bisa menjadi teladan untuk berbuat kebaikan, paling tidak mulailah dengan tidak ikut terjerumus ke dalam perbuatan yang tidak baik dan jahat.
Semuanya dimulai dari hal-hal kecil yang selanjutnya menyebar dan membesar, sebagai multiefek dari keteladanan demi keteladanan.
DEDI MAHARDI adalah seorang Inspirator-Innovator-Author, suatu brand yang tentu saja bukan dilekatkan sendiri oleh Dedi, tetapi dilekatkan oleh orang lain karena sesuatu yang telah diperbuatnya atau ditulisnya.
Sebagai penulis atau Author Dedi sudah menulis dan menerbitkan 17 judul buku, yang diantaranya Integritas Bangsaku ditetapkan sebagai utama lembaga anti rasuah KPK dan Revolusi Mental yang best seller. Sebagai inspirator atau inspirator sudah diundang atau menjadi nara sumber dalam berbagai kegiatan nasional diantaranya tamu khusus debat capres konvensi rakyat di Sanbuga ITB tahun 2014 dan oleh berbagai media serta kampus perguruan tinggi. Sedangkan sebagai Innovator, Dedi telah menyumbangkan belasan karya inovasinya kepada perusahaan tempatnya bekerja dan dua kali terpilih sebagai the best inovator nasional.
Anak kembar dan sulung dari tujuh bersaudara dari ayah Mahyudin dan ibu Mawarni Syam ini dilahirkan di Padang, 10 Januari 1964.
Keinginan keras untuk berbuat dan menjadi yang bermanfaat telah mengantarnya menjadi inovator hebat dan penulis handal atau best seller.