Untuk mengisi liburan kenaikan kelas, Clarissa dan delapan sahabatnya jalan-jalan ke Sumatra. Mereka senang banget bisa melihat kota Medan, Danau Toba, Pulau Samosir, sampai ke Bukittinggi dan Rumbai.
Memang, sejak kelas sepuluh, Clarissa, Nadya, Kelly, Lia, Anty, Krisna, Sandro, Adi, dan Mahmud menabung sedikit demi sedikit hingga akhirnya bisa berangkat ke Medan walau menggunakan kapal laut. Berbagai peristiwa menarik terjadi di sepanjang perjalanan mereka yang memakan waktu hampir setengah bulan! Ada yang jatuh cinta, ada yang cemburu, ada yang sirik, ada yang manjanya kumat, juga ada yang bertengkar.
Suasana makin panas ketika Clarissa dan teman-temannya bermain Truth or Dare dengan ancaman siapa yang berbohong akan sial selama perjalanan. Entah mengapa setelah permainan di malam hari itu, Krisna hampir tiap hari ketiban sial. Apakah dia berbohong? Siapa sebenarnya yang ditaksir Krisna? Clarissa atau Lia?
Masalah tak henti menerpa mereka. Ternyata Adi dan Mahmud sama-sama naksir Nadya. Wah… wah… kalau nggak segera dituntaskan, bisa gawat. Masa berangkat sebagai sahabat, pulang ke Jakarta jadi musuh? Jadi, apakah petualangan kesembilan sahabat ini berakhir sukses?
Pendosa adalah novel perdana Esi Lahur yang memiliki nama asli Maria Theresia Lahur. Novel ini terinspirasi dari pengalaman hidup penulis yang pernah menempuh SMA di Blitar, tinggal di asrama yang dikelola suster Katolik, dan mengalami masa kuliah yang kebetulan bertepatan dengan penggulingan Orde Baru.Lahir di Jakarta, 3 Oktober 1977, Esi adalah sarjana antropologi FISIP Universitas Indonesia (2001) yang kini bekerja sebagai wartawan di Tabloid Olahraga BOLA.Ketertarikan Esi pada dunia tulis-menulis sudah muncul sejak kecil. Waktu SD, pernah menulis di majalah Paroki Kristus Salvator, Petamburan, Jakarta, yang bernama Tambur.Saat kuliah, Esi mengikuti mata kuliah Penulisan Populer dengan dosen Ismail Marahimin yang membuatnya gemar menulis cerpen. Pengaruh mengikuti mata kuliah itu besar bagi Esi, karena cerpen pertama yang dikirimnya ke majalah Femina, Pengantinku menjadi juara pertama Sayembara Mengarang Cerpen Femina 2000. Sejak itu sejumlah cerpennya dimuat di majalah Femina dan Bobo.Kegemaran melakukan perjalanan ke sejumlah daerah di Indonesia digabungkan dengan kesenangan menulis menghasilkan novel Pendosa.