Nama Rendra sudah menjadi semacam mitos dalam ranah sastra Indonesia. Gebrakannya dalam kemunculan puisi-puisi baladanya, atau teater “mini kata”-nya, atau puisi-puisi pamfletnya yang seakan menjadi penanda kegairahan dunia sastra di Indonesia.
Sebagai seorang penyair, Rendra juga dikenal memiliki keunikan dalam mengolah filsafat, agama, dan dunia mistik ke dalam sajak-sajaknya. Dengan keanggunan seekor burung merak, dia bergerak dari satu tepian ke tepian lainnya.
Buku ini menangkup sajak-sajak terbaik Rendra, sehingga pembaca bisa dengan mudah menemukan sajak-sajaknya yang sudah dikenal secara luas. Pembaca juga akan mendapati jejak kreativitas Rendra di dalamnya.
Rendra lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935. Ia adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Rendra mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, ia mendirikan Bengkel Teater Rendra di Depok, pada Oktober 1985. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah. Ia meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun.