Dalam momen dan peristiwa apa pun, puisi kerap ambil bagian melakukan penyadaran bahkan juga perlawanan. Ia menjelma mantra perjuangan yang merakan jejak heroisme. Maka, teks Indonesia Raya dan teks Sumpah Pemuda tidak lain adalah puisi yang "melahirkan" Indonesia yang dibayangkan. Itulah spirit yang menjelma bangsa ini, yang dikatakan Ben Anderson (1986) sebagai komunitas bayangan (imagined community).
Jalan Puisi mengajak kita menyebarkan elan kebangsaan dengan menyusuri masa lalu untuk menatap masa depan. Puisi dapat diperlakukan sebagai pintu masuk menanamkan nilai-nilai. Tetapi, ia juga bisa menjadi pintu keluar melakukan jabat tangan pada heterogenitas dan kekayaan multikultur: merayakan keindonesiaan yang beragam.