563 kata tahi,
459 kata tinja,
ditambah sinonim-sinonim lainnya
yang bertaburan.
Di suatu dunia pasca-apokaliptik, Bumi sudah hancur lebur, penuh kontaminasi dan tak aman untuk dihuni, kecuali di dalam suatu kubah metalik yang bagian dalamnya terlindungi dari kontak luar, dan di dalam kubah inilah hidup manusia-manusia yang masih tersisa. Sayangnya, di tengah puing-puing di dalam kubah tersebut, cuma satu toilet yang berfungsi, dan manusia-manusia harus mengantre panjang setiap harinya untuk melepaskan desakan hajat yang membebani otot-otot bokong mereka. Di dalam antrean inilah tokoh utama kita bertemu dengan seorang Pak Tua yang berdiri di belakangnya, seorang Pak Tua yang kemudian menawarkan cerita-cerita selagi menunggu; sebab menunggu antrean sambil mendengarkan cerita lebih baik daripada menunggu tanpa melakukan apa pun sama sekali, bukan?
Rio Johan lahir di Baturaja, Sumatera Selatan, 1990. Rio pernah diundang menjadi pembicara di festival The Ubud Reader's & Writer's (2015), sedang residensi sponsor di Berlin, Jerman (2016) dan pernah menjadi penerima Prosa 2014 Book of Choice oleh Tempo untuk kumpulan cerpennya, "Aksara Amananunna", dan Penghargaan Sastra Khatulistiwa 2018 untuk novelnya, "Ibu Susu".
Judul : Buanglah Hajat Pada Tempatnya
Penulis : Rio Johan
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tanggal Terbit: 24 Agustus 2020
Tebal: 395 halaman
ISBN: 9786024814342
Berat: 300 gram
Dimensi: 20 cm x 13.5 cm