Dalam alam imajinasi Ratih Kumala, bumi ini terdiri dari berbagai larutan yang ditemukan oleh sekelompok penemu di langit sana. Salah seorang penemu menciptakan larutan gerak agar manusia bisa bergerak, angin bertiup dan laut bergelombang. Penemu ini juga menemukan larutan yang rasanya tidak manis seperti siang, tidak pahit seperti malam, memiliki warna elegan. Larutan ini ia beri nama Larutan Senja. Tuhan yang mengetahui penemuan ini ingin mengambil larutan itu dan meneteskannya ke bumi agar semakin indah. Si Penemu tidak mau memberikannya karena menganggap Tuhan tidak adil. Selama ini Tuhan selalu menerima pujian atas penemuan-penemuannya. Tuhan bahkan tidak menyebut bahwa penemuan itu adalah hasil kerja kerasnya. Maka Tuhan pun mencuri larutan senja dan meneteskan ke bumi. Si penemu merasa kecolongan dan membuat sebuah larutan untuk membalas kecurangan Tuhan; larutan yang menakutkan bagi umat manusia. Beberapa cerpen lain dalam Larutan Senja menyingkap dunia perdukunan, alam memedhi, dan kehidupan setelah mati.Tema-tema yang unik dan jarang dikuasai oleh penulis kontemporer dewasa ini.
Penulis lahir di Jakarta 4 Juni 1980. Mengenyam perkulihan di Sastra Inggris, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Ia aktif di komunitas rumah baca bumimanusia, Solo dan AKY (Akademi Kebudayaan Yogyakarta). Saat ini ia tinggal di Jakarta bersama suaminya, penulis Eka Kurniawan.