Suara itu memanggilnya begitu nyata. Terus mendengung di telinga meminta Aaron segera datang. Benaknya melayang, meninggalkan tubuhnya yang terbaring tak berdaya akibat tombak beracun Verchiel. Di sebuah ruang berdebu dan tak terawat, dilihatnya sesosok pria tergantung lemah menanti diselamatkan. Kondisinya menyedihkan. Tangan terbelit belenggut baja dan darah tak kunjung berenti mengucur. Aaron mengenalinya. Itu ayahnya!
Sementara itu, Vilma tak kunjung sadar. Kekuatan angelik dalam dirinya berontak dan nyaris membahayakan penduduk Aerie. Tak ada cara lain selain melumpuhkan gadis itu. Jika Vilma masih saja kehilangan kendali atas tubuhnya, terpaksa mereka menghabisi nyawanya. Aaron jelas tak mungkin meninggalkan kekasihnya dalam kondisi seperti itu. Aaron bimbang. Menyelamatkan ayahnya atau terus menjaga Vilma, baginya sama penting.
Namun, apa pun keputusan Aaron, di luar sana, rencana Verchiel terus berjalan. Dibutakan ambisi, Verchiel tak lagi menggunakan akal sehatnya. Pintu neraka dibukanya dan perlahan segala bentuk penderitaan tak tertahankan mulai merayap naik menuju permukaan bumi. Aaron dihadapkan pada situasi yang sulit. Akankah Aaron mengorbankan orang-orang yang dikasihinya demi menghalangi rencana gila Verchiel?