Soft Cover, Desember 2021 | |||
Stock tidak tersedia
|
Pramoedya Ananta Toer tiga kali masuk tahanan oleh tiga kekuasaan yang berlainan. Semua pemenjaraan itu tidak melalui proses pengadilan yang wajar. Pram juga mengalami ketidakadilan di masa Orde Baru: buku-bukunya dilarang beredar dan ia dilarang bicara. Dari sini ia semakin meyakini untuk berpihak kepada “yang kalah”, kepada rakyat jelata, dan konsekuensinya bergabung dengan barisan progresif. Ia menemukan itu dalam realisme sosialis.
Buku Pramoedya AnantaToer dan Sastra Realisme ...