Penulis
Sujiwo Tejo
Kategori
Buku

Format
Soft Cover (31)

Bahasa
Indonesia (31)

Hasil: 21 - 31 dari 31
GRIDLIST
21.
Rahvayana 2: Ada Yang Tiada oleh Sujiwo Tejo
Soft Cover, Februari 2015
Stock tidak tersedia
Sinta berubah. Namanya jadi Janaki. Janaki pun berubah. Namanyajadi Waidehi. Tapi, Rahwana tetap mencintainya. Rahwana tetapmenjunjungnya, menyembahnya. Terhadap titisan Dewi Widowati itu ia tak menyembah nama.Rahwana menyembah Zat melalui caranya sendiri. Persembahannyasecara agama cinta .... Hmmm .... Sebuah nama yang ada bukan karena dinamai. Sebuah nama yang ada juga bukan karena menamai dirinya sendiri. Adakah itu? Ada. Rahwana yakin itu ada. Dan ia sangat mencintainya ...
22.
Kang Mbok
Sketsa Kehidupan Sri Teddy Rusdy
oleh Sujiwo Tejo
Soft Cover, Desember 2013
Stock tidak tersedia
Sebetulnya seperti apakah hubungan saya dengan Kang Mbok kok bisa-bisanya menulis tentang tokoh ini? Mestinya pertanyaan itu sudah muncul sejak awal, namun anehnya baru menyeruak setelah saya tulis bab demi bab tentang Kang Mbok. "Kamu kok lancang berani-beraninya nulis tentang Sri Teddy Rusdy, menulis bab-bab yang belum tentu bisa persis menggambarkan keseluruhan perempuan itu, emangnya kamu siapa?" kira-kira begitu pertanyaan tahu diri saya. Saya baru bisa menjawabnya ...
23.
Ngawur Karena Benar oleh Sujiwo Tejo (1)
Soft Cover, Februari 2012
Stock tidak tersedia
“Berani karena benar" sudah tidak spesial lagi.  Sekarang yang spesial adalah "ngawur karena benar". Sujiwo Tejo menghidangkan hal-hal yang spesial dalam buku ini. Bak  martabak spesial, tepatnya martabat dari kengawuran yang berfondasi kebenaran.  Jurus-jurus terakhir bagi kita  setelah mentok pada jurus-jurus lain yang konon sistematis, santun, dan berbudi pekerti. Setelah kita endus bahwa di balik kedok tertata, sopan, dan bertata krama itu ternyata adalah kepalsuan, ketika itulah ...
24.
Republik #Jancukers oleh Sujiwo Tejo
Soft Cover, Maret 2012
Stock tidak tersedia
Di negeri #Jancukers mobil kepresidenan mengalah pada mobil yang mengangkut perempuan yang akan melahirkan, siapa pun perempuan itu: pakai tas Hermes atau pun tas keresek. Di negeri #Jancukers setiap jomblo diberi pasangan part-timer. Negara Republik #Jancukers tak cuma memelihara fakir miskin dan anak-anak telantar. Kaum jomblo termasuk bagian yang paling sah untuk diperhatikan. Dan, believe it or not, di negeri #Jancukers nyaris tak pernah ada bentrok antarsuporter bola karena di ...
25.
Lupa Endonesa Deui oleh Sujiwo Tejo
Soft Cover, Januari 2014
Stock tidak tersedia
Tulisan-tulisan Sujiwo dalam buku ini sangat kritis terhadap fenomena sosial yang patut dipuji maka pujiannya sangat halus tetapi terhadap fenomena sosial yang harus dikritik maka kritiknya sangat tajam. Ekpresi kegundahan atau kegembiraan yang, antara lain, diwakili oleh ponokawan menunjukkan muatan budaya yang mengandung semuanya: cara halus, santun, dan tegas yang berintikan untuk menjernihkan dan meluruskan keadaan. Melalui buku ini Sujiwo Tejo melancarkan kritik sosial yang aktual ...
26.
Lupa Endonesa oleh Sujiwo Tejo
Soft Cover, September 2012
Stock tidak tersedia
Tak malu korupsi? Tak malu berperilaku buruk? Tak malu mencederai bangsa sendiri? Atau mungkin malu tak lagi menjadi tren? Di buku ini, Sujiwo menulis hal-hal yang malu-malu, memalukan, atau tak memalukan tentang persoalan negeri ini. Juga cerita tentang orang-orang yang lupa akan bangsanya, Indonesia. Dengan bahasa terselubung dan melibatkan Ponokawan, Jiwo menyentil banyak pihak dengan cerdas. Menohok, nyeleneh, tapi banyak benarnya. Pemikiran-pemikirannya akan membuat malu banyak ...
27.
Dalang Galau Ngetwit oleh Sujiwo Tejo
Soft Cover, Februari 2013
Stock tidak tersedia
"…Twit-twitnya ditunggu-tunggu dengan berbagai karena. Ada yang menunggu-nunggu twitnya karena menyenangi urakannya. Ada yang karena guyonannya. Ada yang karena seriusnya. Ada yang karena nakalnya. Ada yang karena romantisnya. Ada yang karena cerita-ceritanya. Ada yang karena kritisnya. Ada yang karena falsafahnya. Ada yang karena kearifannya…" Ahmad Mustofa Bisri, ulama, budayawan, dan sastrawan   "Mengenal Sujiwo Tejo selama ini, baik secara langsung ...
28.
Rahvayana: Aku Lala Padamu oleh Sujiwo Tejo
Soft Cover, Mei 2014
Stock tidak tersedia
Yang menulis di buku ini belum tentu saya, sebab Rahwana tak mati-mati. Gunung kembar Sondara-Sondari yang mengimpit Rahwana cuma mematikan tubuhnya semata. Jiwa Rahwana terus hidup. Hidupnya menjadi gelembung-gelembung alias jisim. Siapa pun bisa dihinggapi gelembung itu, tak terkecuali saya. Yang menulis di buku ini barangkali gelembung-gelembung itu, jisim Rahwana kepadaku. Yang menyampaikan buku ini kepadamu mungkin gelembung-gelembung Rahwana pada penerbit, percetakan, distributor, toko ...
29.
Jiwo J#ncuk oleh Sujiwo Tejo
Soft Cover, Mei 2012
Stock tidak tersedia
Puncak kangen paling dahsyat ketika dua orang tak saling menelepon tak saling SMS BBM-an dan lain lain tak saling namun diam diam keduanya saling mendoakan   *** Bicara tentang cinta selalu tak berkesudahan. Kali ini Sujiwo Tejo, budayawan yang dikenal dengan gaya nyentrik, akan berbagi rasa tentang cinta dan bermacam hal yang dekat dengan kesehariannya lewat kata-kata. Berbicara tentang perempuan, kebudayaan, kemacetan kota, hingga filosofi sederhana kehidupan. Jiwo J#ncuk ...
30.
Soft Cover, Oktober 2021 Rp. 88.000 Rp. 66.000 (25% OFF)
Stock di Gudang Supplier
Mari mengembara bersama Sujiwo Tejo di rimba belantara. Seru, nakal, kadang membingungkan, tapi yang pasti selalu menyegarkan. —Najwa Shihab, Pendiri Narasi Sujiwo Tejo. Seniman, ilmuwan, wartawan, dalang juga seorang kyai yang santrinya buuuanyak di mana-mana, pesantrennya virtual. Itulah sahabat saya yang saya kenal dan menurut saya dia adalah kyai yang sangat lucu tapi cerdas. Ketika dia minta saya membaca tulisannya “Mbah Jiwo: Seni Membual Para Binatang”, ...
31.
Talijiwo oleh Sujiwo Tejo
Soft Cover, Januari 2018 Rp. 64.000 Rp. 51.200 (20% OFF)
Stock di Gudang Supplier
Sudah berapa lama kau terjebak dengan beragam kesibukan yang tak habis-habis itu? Berhentilah berbusa-busa tentang kemerdekaan bila ternyata kau sendiri tak punya waktu luang. Padahal, hanya di dalam waktu luang manusia bisa berpikir dan merenung tentang bagaimana seyogianya mengisi kemerdekaan hidup. Maka, waktu luang itu jangan dimampatkan lagi dengan melulu main gadget. Berbincanglah bersamaku. Duduklah di sampingku dan buka ruang imajinasimu. Bersama-sama kita akan larut dalam suara-suara ...