Penulis
Nina Ardianti
Kategori
Buku
Fiksi
Romantis

Bahasa
Indonesia (4)

Hasil: 1 - 4 dari 4
GRIDLIST
1.
Sunset Holiday
Perjalanan Membawa Banyak Cerita, Bisa Saja Kita Bertemu Cinta
oleh Mahir Pradana, Nina Ardianti
“We are all strangers until we meet.” Jatuh cinta dan bertemu denganmu tidak ada dalam rencana perjalananku. Namun, di perjalanan sejauh ini, kamulah hal terbaik yang terjadi kepadaku. Aku menebak-nebak di mana akhir senyum manismu yang menghangatkan. Hal paling menyakitkan dari jatuh cinta adalah kehilangan setelah memilikinya. Karena itulah, aku tidak berani berharap banyak. Kita hanyalah dua orang asing di tempat asing. Akan lebih banyak risikonya jika aku memutuskan untuk ...
2.
Sunset Holiday [Non TTD]
Perjalanan Membawa Banyak Cerita, Bisa Saja Kita Bertemu Cinta
oleh Nina Ardianti, Mahir Pradana (1)
Soft Cover, Juni 2015
Stock tidak tersedia
“We are all strangers until we meet.” Jatuh cinta dan bertemu denganmu tidak ada dalam rencana perjalananku. Namun, di perjalanan sejauh ini, kamulah hal terbaik yang terjadi kepadaku. Aku menebak-nebak di mana akhir senyum manismu yang menghangatkan. Hal paling menyakitkan dari jatuh cinta adalah kehilangan setelah memilikinya. Karena itulah, aku tidak berani berharap banyak. Kita hanyalah dua orang asing di tempat asing. Akan lebih banyak risikonya jika aku memutuskan untuk ...
3.
Restart oleh Nina Ardianti (8)
Soft Cover, Mei 2013
Stock tidak tersedia
Aku selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa cintanya. Aku lupa, semua luka perlahan-lahan akan sembuh juga. Biarkan saja waktu yang jadi obatnya. Saat itu akan tiba, ketika aku benar-benar menerima kenyataan bahwa kini tak ada lagi ‘kita’. Sekarang hanya aku, minus dirinya. Dia pergi terlalu lama dan aku terlalu bodoh terus-terusan memikirkan dirinya. Aku bisa hidup tanpa kenangan dan senyumannya. Kalau sebelum mengenal dia saja aku bisa bahagia, apa bedanya bahagia setelah ...
4.
Fly to the Sky oleh Nina Ardianti, Moemoe Rizal (2)
Soft Cover, April 2012
Stock tidak tersedia
Bertemu denganmu tidak pernah ada dalam agendaku. Begitu pula mungkin denganmu, tak tebersit namaku dalam hari-harimu, dulu. Tetapi, siapa yang menyangka, ujung benang merah milikku ternyata tersangkut di kelingkingmu.   Saat pertama kali bertemumu, tak ada yang asing. Kau seperti dikirimkan dari masa lalu, seperti seseorang yang memang seharusnya menghuni ruang hatiku. Namun, tak ada dari kita yang menyadarinya. Sampai aku bergerak menjauh, dan kau berbalik menghilang. Padahal, rinai ...