Pernahkah sebegitu besar harapanmu agar seseorang pulang, hingga keinginanmu untuk pergi kepadanya melebihi harapan itu? Pergi dan Pulang, dua kata bertolak belakang yang malah saling menguatkan jika disatukan: “Pergilah Pulang!”. Bisa berarti mengharap seseorang pulang atau juga menyuruhnya pergi. Itu pula yang dirasakan Guntur, seorang penulis yang merangkai jurnal perjalanannya sepanjang 11.890 kilometer menyusul Rintik di Inggris yang hilang kabar. Rintik, gadis yang dulu diperjuangkan menempuh 3.572 kilometer ke Jakarta hampir setiap minggu karena Guntur harus berkerja pada kantor barunya di Indonesia bagian timur. Dulu dipersatukan oleh jarak yang membuat rindu, mereka akhirnya dipisahkan juga oleh jarak yang membuat sendu. Karena seperti gula, jarak itu manis dan sehat hanya pada ukuran yang tepat. Pertama kali ke Benua Eropa dengan tergesa-gesa, tanpa uang yang cukup, mengundang kesialan dari ketinggalan pesawat dan kereta, tersasar di tengah badai hingga ditahan imigrasi, tidak mengurangi tekad Guntur menjinjing sebuah koper yang setengahnya berisi sebuah benda untuk diantarkan pada Rintik dari Jakarta Raya sampai Britania Raya. Ini bukan cerita soal rindu saja. Rindu itu sudah membosankan untuk dibahas apalagi ditunggu. Karena rindu bisa dibayar dengan kabar, tapi kepergian hanya dapat dituntaskan dengan pertemuan. #PergilahPulang