(technology-based) secara simultan dan konsisten. Mau tidak mau, hal ini harus terus dipelihara dan ditingkatkan agar bisa menjadi corporate values dan corporate cultures yang terus-menerus diterapkan oleh seluruh jajaran BUMN sektor perhubungan sebagai proses yang berkelanjutan (never ending process). Untuk mengantisipasi gejala disrupsi dan adanya big data yang sangat mempengaruhi pola layanan masyarakat, semua BUMN sektor perhubungan harus melakukan langkah-langkah antisipasi dengan mengubah kultur bisnis yang berbasis konvensional (conventional business process) menjadi berbasis digital (e-excellent process) yang meliputi semua mata rantai proses bisnis. Ini adalah sebuah keharusan (conditio sine qua non) yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dan merupakan 'revolusi' dalam pengelolaan bandara dan pelabuhan laut, serta jasa transportasi masa kini dan mendatang. "Saya berharap buku Kebangkitan BUMN Sektor Perhubungan menjadi salah satu faktor pendorong untuk mengembangkan BUMN Sektor Perhubungan menjadi lebih terkemuka, maju, profesional, serta bermanfaat bagi masyarakat luas." —Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan Republik Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR I) adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Kenyataan itu membuat konektivitas antarwilayah di Indonesia menjadi salah satu tantangan serius yang mendesak untuk diperhatikan. Berhadapan dengan tantangan tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perhubungan yang memiliki peran penting dan strategis melakukan pembenahan internal dan transformasi bisnis. Dengan cita-cita menjadi korporasi berkelas global yang dikelola secara profesional, mereka berusaha merajut konektivitas wilayah di I ndonesia dan membantu pemerintah mewujudkan kesatuan wilayah, pembangunan yang merata, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Kebangkitan BUMN Sektor Perhubungan berisi kisah transformasi delapan BUMN sektor perhubungan, yakni PT KAI, PT Garuda Indonesia, PT Pelindo I–IV, serta PT Angkasa Pura I dan II. Upaya transformasi dilakukan secara menyeluruh, mulai dari mempraktikkan tata kelola (governance) yang baik, mengubah kultur bisnis yang berbasis konvensional menjadi digital, sampai membenahi infrastruktur. Dilengkapi sejarah perkembangan, visi dan misi, serta strategi transformasi tiap perusahaan, buku ini layak menjadi referensi bagi perusahaan BUMN lain, bahkan perusahaan swasta, yang ingin mengupayakan transformasi demi pencapaian visi atau tujuan secara optimal.