Lanjutan -Kaisar Delapan Pulau -Putri Musim Gugur, Anak Naga Shikanoko, ketika menjelang kemenangan besar justru meninggalkan segalanya, berduka atas cinta rahasia. Suku Laba-laba, yang diabaikan sang wali, menjajaki dahsyatnya kekuatan dan ambisi tanpa ampun mereka. Hina, satu-satunya yang tahu keberadaan sang kaisar sejati. harus menggunakan identitas baru. Saat kekuatan-kekuatan tradisional memanfaatkan kelemahan dan kekacauan para jiwe lama dan sosok baru memasuki pertempuran akbar məniperebutkan Singgasana Teratai. Pengkhianatan besar, kekuatan sihir dahsyat, identitas-identitas rahasia, kekejaman mengerikan, semua ini menjadikan The Tale of Shikanoko begitu memikat. Berlatar Jepang abad pertengahan yang digambarkan dengan begitu indah cerita ini sekarang hampir tiba di pengunjung. Akankah damai akhirnya bisa menyelimuti Dedah Pulau? Fantasi sejarah yang mencekam dan brutal -Herald Sun Prolog: Gadis itu tak bisa melihat apa-apa. Paru-parunya serasa terbakar. Sewaktu-waktu dia bisa membuka mulut dan menghisap air danau yang mematikan. Kilasan kehidupannya yang singkat bermunculan: wajah ibunya, kata-kata terakhir ayahnya, jerit minta tolong adiknya sebelum lenyap. Hina satu dari sedikit orang yang bertahan setelah pembantaian di Miyako. Sekarang hidupnya pun tamat, dia dan Takemaru, bayi yang didekapnya erat-erat, akan bergabung dengan mereka yang telah tiada. Air matanya menggenang, hanya untuk lenyap dalam pasang surutnya Danau Kasumi. Kemudian, sekonyong-konyong, muncul beberapa sosok gelap di sebelahnya, lengan kuat yang mencengkeramnya. Hina ditarik ke atas, ke arah cahaya, dengan ajaib masih memegangi si bayi. Dia menjeluak dan batuk-batuk, tersedak mencari udara, air tersedot ke dalam paru-parunya. Tangan Tangan terulur dari samping perahu dan menarik Take darinya. Si bayi lemah dan pucat, tetapi, begitu dia sendiri ditarik ke geladak perahu, Hina mendengar Take menangis keras sambil mengamuk. Si bayi masih hidup.