Ada yang janggal , ketika orang hilang,pembantaian.pembunuh misterius dan penindasan kaum minoritas di sebuah negara begitu saja bisa dilupakan. Kejahatan kemanusiaan seperti sebuah tren yang telah berlalu.
Konon Reformasi membawa kita ke sebuah zaman keterbukaan. Dan di sini kita sering mendengar slogan serta kampanye melawan lupa, menolak lupa, menolak bungkam dan sebagainya. Tapi sedikit sekali yang bisa menjelaskan, sebenarnya apa yang kita tolak dan siapa yang kita lawan?
Jargon,slogan dan pamflet lantas hanya berhenti pada sekedar usaha merayakan sesuatu yang berulang sebulan sekali atau setahun sekali.
Lewat buku ini Puthut Ea menjadi juru bicara bagi korban, manusia yang dikalahkan lantas dipaksa menyerah. Namun jangan berharap ada herosisme disini. Kisah - kisah ini hanya fiksi, hanya kisah "kebohongan" dari kebenaran yang dilupakan.