“Benar-benar permainan yang konyol.” Madoka sangat menyukai permainan memberikan “hukuman” pada anak yang mendapat peringkat terbawah di kelas. Hingga suatu hari… dialah yang mendapat peringkat terbawah tersebut. Pelaku penindasan pun berubah menjadi korban penindasan. Melewati hari-hari bagai neraka, akhirnya membuka mata Madoka pada “kebenaran”.