Kenapa Bhinneka? Karena buku ini merupakan persembahan kepada kebhinekaan kebudayaan Indonesia dalam bidang agama (dalam hal ini agama Islam dan Konghucu), bidang sastra (di sini empat karangan tentang sastra Indonesia lama, dunia hikayat, dan teks sejarah), dan bidang bahasa (tata bahasa Indonesia yang baik dan benar di samping beberapa jenis kode kacau dan gokil milik anak-anak muda). Kebhinekaan bukan saja pembahasan berbagai bidang berbeda, tapi juga berada di tengah setiap bidang itu bila norma dan ortodoksi bersanding dengan perilaku yang menyimpang atau marjinal. Ziarah makam menimbulkan berbagai pertentangan, seperti juga bahasa sandi bentrok dengan usaha pembakuan bahasa. Pertentangan jenis itu menimbulkan macam-macam perdebatan dan perselisihan, kaum baku dan ortodoks merasa terancam oleh setiap langkah menyimpang dari norma standar, tetapi bangsa Indonesia tunggal ika selalu. Profil Penulis: Henri Chambert-Loir adalah seorang orientalis Prancis yang terkenal, pakar dalam kesusasteraan Indonesia, dan murid Denis Lombard. Ia lahir di Rouen, Prancis, pada tanggal 16 April 1945. Chambert-Loir belajar bahasa Indonesia di École des Langues Orientales, Paris, saat ia menyelesaikan gelar sarjananya di bidang sastra modern di Sorbonne dan memulai gelar lanjutan di EHESS. Pada tahun 1970, ia tiba di Indonesia untuk pertama kalinya untuk melakukan penelitian lapangan. Chambert-Loir telah menghasilkan lebih dari 100 karya ilmiah, menerbitkan sejumlah manuskrip sastra Indonesia dan terjemahan karya penulis Indonesia ke dalam bahasa Prancis, menyiapkan dan menerbitkan kamus slanga pemuda Indonesia (prokem). Karya-karyanya telah diakui secara luas oleh para ahli sastra Indonesia. Ia telah memenangkan berbagai penghargaan, termasuk Penghargaan Martinus Nijhoff untuk Sastra Asia Tenggara (1997) dan Penghargaan SEASAC untuk Buku Terbaik dalam Bidang Sastra Indonesia (2010). Chambert-Loir adalah anggota Institut de France, Akademi Ilmu Pengetahuan Asia Tenggara, dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Ia juga merupakan direktur Institut France d'Études Indonésiennes (EFEO) di Jakarta.