normal
No Image Available
20%
OFF
Tambah ke Keranjang Belanja
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan

Terjerat Kawat China (Soft Cover)
oleh Salamuddin Daeng, Muhammad Ridha

Harga Resmi : Rp. 50.000
Harga : Rp. 40.000 (20% OFF)

Ketersediaan : Stock di Gudang Supplier

Format : Soft Cover
ISBN : 9791609683
ISBN13 : 9789791609685
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Indonesia for Global Justice



Deskripsi:
Produksi baja global telah masuk dalam perangkap overproduction,  China sebagai negara produsen besi baja terbesar di dunia mengalami kelebihan produksi dan mengincar pasar-pasar di luar China, yakni Asia, Afrika, dan Amerika Serikat. Sebaliknya, Jepang, Korea, dan India, mengincar pasar China. Negara-negara industri maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, mengincar pasar Afrika, Asia, termasuk China. Sementara ekonomi global sedang mengalami stagnasi yang mendalam akibat krisis keuangan. Negara-negara berkembang sebagai emerging market tidak memiliki kemampuan untuk menyerap kelebihan produksi dari negara-negara industri, karena tidak memiliki daya beli atau underconsumtion.

Akibatnya, pertarungan didalam industri baja berlangsung sangat ketat diantara raksasa-raksasa ekonomi. Pertarungan terjadi pada dua level, pertama perebutan sumber daya bahan baku yaitu biji besi, dan sumber daya energi yaitu migas dan batubara, kedua adalah perebutan pasar, melalui pengambil alihan atau akuisisi perusahaan nasional oleh multinational corporation.

Ditengah situasi tersebut, kebijakkan pemerintah terhadap industri besi baja nasional justru pro asing. Krakatau Steel yang merupakan perusahaan baja tertua dan terbesar di Asia Tenggara malah dijual kepada Posco, Korea Selatan. Perusahaan yang didirikan oleh pendiri bangsa Soekarno ini nantinya terancam hanya dijadikan gudang, dan pangsa pasarnya akan diambil alih oleh perusahaan-perusahaan raksasa asing.

Tidak hanya itu, pada saat yang sama pemerintah Indonesia menyepakati Free Trade Agreement (FTA) dengan China, Korea, Jepang, dan India, yang notabene adalah produsen utama besi baja dunia.  Ditengah kelumpuhan besi baja nasional akibat buruknya kebijakan energi dan sumber daya alam, serta stagnannya pembangunan infrastruktur, penurunan bea masuk melalui FTA menyebabkan derasnya arus impor besi baja dan produk turunannya seperti paku dan kawat menyerbu pasar Indonesia. Indonesia hanya menjadi pasar!

Padahal bila ingin mengembangkan industri besi baja, Indonesia memiliki sumber bahan baku biji besi yang sangat besar yang ada di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Dan untuk sumber energi yang diperlukan dalam mengolah biji besi menjadi besi baja, Indonesia adalah salah satu negara penghasil gas, batubara dan panas bumi terbesar di dunia. Sehingga di bumi Indonesia semestinya cukup syarat untuk mengembangkan industri besi baja. Karena industri besi baja adalah mother of industry, yang mendorong pembangunan ekonomi suatu negara, maka seharusnya pemerintah membuat kebijakkan yang melindungi industri besi baja nasional.

Kategori dan Rangking Bestseller:

Buku Lainnya oleh Salamuddin Daeng:
Halaman 1 dari 1
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Arif Budimanta, Airlangga Pribadi, Indah Nataprawira, Salamuddin Daeng, Zaenal Arifin Mochtar, Zuhairi Misrawi
Rp. 35.000
Rp. 26.250
Stock di Gudang Supplier
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Salamuddin Daeng
Rp. 58.000
Rp. 46.400
Stock di Gudang Supplier
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Ahmad Suryono, Dini Adiba Septanti, Salamuddin Daeng
Rp. 50.000
Rp. 40.000
Stock di Gudang Supplier

Review Konsumen:
5 -
4 -
3 -
2 -
1 -
Jadilah yang Pertama untuk Review
Tulis Review Anda
Tulis Review Anda