7disabled
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan

Beritahukan jika produk ini tersedia kembali
Peristiwa 1 Oktober 1965 (Soft Cover)
oleh Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN : 9791683123
ISBN13 : 9789791683128
Tanggal Terbit : Februari 2013
Bahasa : Indonesia
Penerbit : NARASI
Dimensi : 230 mm x 150 mm



Deskripsi:

Tanggal 1 Oktober 1965 pukul 04.00, Ibu Yohana terbangun dari tidurnya karena Jenderal Nasution mengibas-ngibaskan nyamuk. Tiba-tiba terdengar tembakan-tembakan dan keributan di luar, disusul oleh dibukanya pintu depan dengan paksa. Saat itu suasana sangat mencekam, Cakrabirawa terus menggedor pintu kamar dengan popor senjata diiringi rentetan tembakan. Pagi Itu, Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution dapat meloloskan diri dari upaya penculikan dan pembunuhan di Jl. Teuku Umar No.40, Menteng, Jakarta Pusat. Meski demikian, tragedi itu telah merenggut nyawa Ade Irma Suryani dan Lettu Czi Piere Tendean, putri dan ajudannya.

Peristiwa 1 Oktober 1965-Gestok, merupakan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Peristiwa itu juga yang kemudian mengubah arah jalannya sejarah Indonesia, sekaligus menjadi titik awal beralihnya pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru. Banyak teori berkenaan dengan Gestok. Ada yang mengatakan rekayasa, atau pelakunya PKI dan Biro Khusus, Intervensi asing, atau bahkan sebenarnya masalah internal Angkatan Darat. Lalu bagaimana menurut Jenderal Nasution?

Jenderal Nasution adalah salah satu saksi, pelaku sejarah, sekaligus Menko Hankam/KASAB pada saat terjadi peristiwa 1 Oktober 1965. Karena itu, menarik untuk disimak opini dan analisis Jenderal Nasution tentang apa dan bagaimana sebenarnya' tragedi itu. Melalui buku yang sangat penting ini Jenderal Nasution secara utuh memberikan kesaksian tentang peristiwa 1 Oktober 1965-prolog, peristiwa, dan epilognya.

***

Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Haris Nasution lahir di Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918. Karier militernya dimulai tahun 1940, ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan bagi pemuda indonesia. Dua tahun kemudian, ia mengalami pertempuran pertamanya saat melawan Jepang di Surabaya. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Nasution bersama para pemuda eks-PETA mendirikan Badan Keamanan Rakyat. Lalu Mei 1946, ia dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Pada Februari 1948, ia menjadi Wakil Panglima Besar TNI (orang kedua setelah Jenderal Sudirman). Sebulan kemudian ia ditunjuk menjadi Kepala Staf Operasi Markas Besar Angkatan Perang RI. Di penghujung tahun 1949, ia diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Pada 5 Oktober 1997, bertepatan dengan hari ABRI, Nasution dianugerahi pangkat jenderal besar bintang lima. Ia tutup usia di RS Gatot Soebroto pada 6 September 2000 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.


Kategori dan Rangking Bestseller:

Buku Lainnya oleh Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution:
Halaman 1 dari 1
(Soft Cover)
oleh Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution
Stock tidak tersedia

Review Konsumen:
5 -
4 -
3 -
2 -
1 -
Jadilah yang Pertama untuk Review
Tulis Review Anda
Tulis Review Anda