Suatu malam, hujan badai menerpa. Petir menyambar sebuah boneka jerami, dan tahu-tahu ia hidup!
Maka dimulailah kisah si boneka jerami, yang meski berotak kacang polong punya ide-ide cemerlang. Ia bertemu Jack, anak laki-laki yang setia menemaninya. Berbagai petualangan seru mereka alami: bertemu gerombolan perampok, terombang-ambing di laut, menghindari akal-akalan keluarga Buffaloni. Tujuan mereka adalah Spring Valley, tempat menakjubkan yang tertulis di hati si boneka jerami.
Philip Pullman lahir 19 Oktober 1946. Setelah kuliah di Exeter College, Oxford (katanya tempat ini merupakan inspirasi utamanya untuk Akademi Jordan dalam buku - buku His Dark Materials), ia mengajar bahasa Inggris di Westminster College, Oxford.Karya pertamanya yang terkenal adalah trilogi Sally Lockhart. Pada tahun 1996, Philip Pullman menerbitkan The Golden Compass, atau Northern Lights (Kompas Emas), bagian pertama trilogi fantasinya yang ambisius, His Dark Materials. Buku keduanya, The Subtle (Knife Pisau Gaib). terbit tahun 1997, dan buku ketiga, The Amber Spyglass (Teropong Cahaya), tahun 2000. Pullman tinggal di Oxford, Inggris, bersama istrinya Jude. Ia memiliki dua anak laki - laki, Jamie dan Tom.
Jack adalah seorang anak cerdas dan berhati mulia namun bernasib sungguh malang. Menjadi yatim piatu di usia yang begitu muda membuat Jack harus bertahan hidup dengan bekerja keras dan tinggal di tempat-tempat yang sungguh mengenaskan. Namun, semua itu berubah ketika ia bertemu dengan sebuah boneka jerami yang hidup dan memiliki temperamen yang luar biasa. Tak memiliki tujuan hidup yang jelas, Jack memutuskan untuk mengikuti sang Tuan Boneka Jerami, dan mengalami petualangan paling luar biasa dalam hidupnya.
The Scarecrow and His Servant adalah sebuah karya lain dari Philip Pullman yang mampu membuat imajinasi kita menjadi hidup dan nyata. Cara beliau membuat kita mempercayai bahwa sebuah boneka jerami mampu memiliki sikap 'gentleman' dan mempunyai 'keyakinan hati' adalah sebuah kelebihan yang patut diacungi jempol.
Dari segi plot cerita, semua hal yang terjadi selama petualangan Jack dan Tuan Boneka Jerami mengalir dengan sangat halus dan membuat kita mengikutinya tanpa mempertanyakan 'bagaimana hal ini bisa terjadi' atau 'mengapa mereka tidak merasa aneh'. Yang lebih hebat lagi, dalam cerita ini, Philip Pullman mampu menyisipkan keadaan setting tempat cerita ini diangkat tanpa harus repot-repot menjelaskan nama tempat dan tahun cerita. Kita cukup membaca dengan seksama dan dapat membiarkan imajinasi kita yang mengalir dan menebak-nebak, dimanakah setting cerita ini.
Keranjang
Ya
Tidak
