"Untuk meningkatkan profit, strategi utama yang dilakukan distributor adalah menjual sebanyak-banyaknya produk milik principal. Namun, cara ini pun ternyata tidak banyak membantu distributor. Laporan laba-rugi tidak memuaskan, bahkan minus. Apa yang salah sehingga distributor tetap terpuruk dengan laba yang minim? Setelah ditelusuri, ternyata selama ini distributor hanya berfokus pada penjualan, sementara hal-hal lain yang menunjang laba kurang diperhatikan, seperti:
Strategi penggunaan sales force yang tepat, apakah exclusive atau mix.
Promosi penjualan produsen yang kurang dimaksimalkan.
Pengelolaan piutang penjualan secara baik.
Lemahnya pencatatan order yang masuk, dan tidak ada yang memvalidasi untuk melihat akurasi dan kredibilitas pelanggannya.
Berbagai gejala shrinkage (penyusutan) dan cara mengatasinya.
Kurang mencermati biaya-biaya berlebihan dari operasionalnya.
Tidak pernah melakukan audit principal.
Tidak pernah mengelola fasilitas yang diberikan principal.
Berbagai hal yang sering dilupakan di atas ternyata cukup mengganggu perkem-bangan distributor untuk mendapatkan laba."
Lahir di Bangkalan, 15 juli 1964. Lulus dari SMA Negeri X Surabaya pada tahun 1984, dan memperoleh pendidikan Manajemen Pemasaran dari Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya. Pengalaman pemasaran dan kewirausaha banyak diperoleh dari berbagai perusahaan dan seminar, marketing club, pendidikan non formal serta pembelajaran jarak jauh via internet.Mulai 1985, dia menjelajah ke berbagaia kota di Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah sebagai pendistribusi, dan kini sudah lebih dari 18 tahun bergelut di dunia pemasaran, khususnya dalam pendistribusian produk. Produk-produk yang pernah dipasarkan adalah produk obat-obatan, consumer good, property dan produk MLM. Pelanggan/klien yang pernah dilayaninya antara lain adalah Matahari Group, Hartani Supermarket, Bilka, dan Wholseller yang tersebar di pusat perdagangan di Surabaya.