Membaca buku ini rasanya seperti membaca sebuah novel, khususnya Perempuan Berkalung Sorban anggitan Abidah el Khaliqi. Buku Neng Dara bukannya fiksi, tetapi sebuah biografi intelektual dan spiritual. Sebagaimana diakui oleh pengarangnya, buku itu tidak mengusung pretensi ilmiah. Jika disertai dengan dialog, orang akan menyangkanya sebagai sebuah novel. Karena gaya penuturannya itulah maka buku itu menjadi menarik untuk dibaca. Penulisnya bukan orang biasa atau bahkan bukan pula wartawan, tukang menulis berita, tetapi seorang sarjana. Bahkan bukan sekedar sarjana, tetapi seorang intelektual organik, tulis M Dawam Rahardjo dalam pengantar buku ini. "Buku ini merupakan pengalaman personal yang mengungkap pengalaman pencarian dan pendefinisian ulang tentang makna sebagai Muslim, sebagai perempuan dan sebagai anak bangsa... Sebuah penjelajahan hidup yang penuh tantangan, tapi ia menjalaninya dengan segenap keyakinan. Buku ini sangat memberikan inspirasi dan layak dibaca oleh pemerhati gender, Islam dan demokratisasi di Indonesia." (Julia Suryakusuma, penulis buku Sex, Power and Nation, eseis untuk media massa nasional dan internasional)