Bu, bila telah melangkah ke relung paling dalam dari seorang perempuan, aku selalu membayangkan bahwa relung yang kutapaki itu adalah juga relungmu. Di belahan dunia manapun, perempuan punya fitrah yang sama, begitu katamu. Memikirkan keberadaan perempuan yang sebaya denganku kala kanak-kanak, aku merasa iba bila karena satu dan lain hal mereka jadi cengeng.Tapi, Bu, sebenarnya aku juga benci. Ibu tak pernah menangis,... Ketika hal ini kulontarkan kepadamu, kau bercerita tentang faktor-faktor luar yang ikut memberi pengaruh terhadap keberadaan seseorang. Aku masih ingat, Bu, ketika itu.Aku justru gemar membayangkan superman.
Gus tf Sakai, lahir pada tanggal 13 Agustus 1965 di Payakumbuh Sumatera Barat. Ia menamatkan studinya di Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang. Mulai menulis prosa pada usia 13 tahun sejak sebuah cerpennya memenangkan hadiah pertama pada sebuah lomba penulisan cerpen. Hingga sekarang ia telah menyelesaikan 2 novel, 7 novelet, dan 18 cerpennya memperoleh penghargaan yang diselenggarakan oleh berbagai media seperti majalah Anita, Femina, Gadis, Hai, Kartini, Matra dan harian Kompas. Dua bukunya yang diterbitkan oleh Gramedia berjudul Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999) dan Tiga Cinta, ibu (2002)