"Yanti nggak mau Kakang cepat mati!"
"Kenapa?"
"Karena Yanti cinta ...."
Dada Inin begitu sesak. Tiba-tiba, Yanti membicarakan cinta di tengah situasi genting, menjelang puncak perlawanan GAM terhadap pemerintahan pusat. Gadis itu tidak terlihat ketakutan, bahkan sejak pagi, ketika orang-orang Jawa trans di Aceh panik lari kian kemari. Yanti seperti mengikuti arus saja. Atau, mungkin ketegangannya sudah sampai ke puncak sehingga dia tidak sanggup menanggungnya lagi?
Ah, perang telah mengubah segalanya, kecuali perasaan Inun dan Yanti. Namun, apakah cinta mereka tetap bertahan? Ataukah, cinta mereka berakhir dengan kesunyian?
Jiwa Inun bergetar. Luruh dalam duka, Cinta Mahasunyi yang terasa abadi!
DAFTAR ISI
Satu --9
Dua ---19
Tiga ---27
Empat ---41
Lima ---49
Enam ---65
Tujuh ---77
Delapan ---83
Sembilan ----93
Sepuluh ----105
Sebelas ----111
Dua belas ----121
Tiga belas ----131
Empat belas ----137
Lima belas ----147
Enam belas ----157
Tujuh belas ----167