Hard Cover, Oktober 2008 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Soft Cover, April 2010 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Soft Cover, Maret 2012 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Soft Cover, Juni 2011 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Soft Cover, September 2010 | Rp. 49.000 | Rp. 39.200 (20% OFF) | |
Stock di Gudang Supplier
|
Soft Cover | |||||
Stock tidak tersedia
|
Sungguh sedih melihat umat Islam terpecah menjadi sekian golongan. Tak jarang pertikaian menjadi awal permusuhan. Terputuslah silaturahim. Menyebarlah prasangka buruk, dusta, bahkan fitnah yang sangat keji. Fanatisme golongan menjadi dalil segala keyakinan. Merebaklah kecenderungan untuk menganggap pendapat sendiri yang paling benar dan menafikan pendapat yang lain.
Inilah wajah umat sekian abad sepeninggal Rasulullah Saw.: terkotak-kotak dalam bingkai kelompok yang sangat sempit. Mereka melupakan misi kenabian. Sejak awal lelaki agung Al-Mustafa diangkat menjadi utusan, berkali-kali beliau menegaskan, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”
Misi Nabi Saw. adalah menegakkan akhlak yang mulia. Tetapi, justru karena perbedaan pendapat—yang umumnya berasal dari tata cara syariat (fiqih)—umat sepeninggal Nabi Saw. justru tercerai-berai. Karena alasan fiqih, tak jarang akhlak ditinggalkan. Karena perbedaan tata cara ibadah, betapa sering terjadi perselisihan.
Jalaluddin Rakhmat ingin kembali mengingatkan kita akan misi kenabian. Dalam bukunya ini, ia menelaah akar perselisihan, mengkaji berbagai persoalan, dan mengedepankan sebuah pemecahan bahwa di tengah perbedaan pendapat seperti apa pun, akhlak yang mulia tetap harus kita tegakkan.
">
Sungguh sedih melihat umat Islam terpecah menjadi sekian golongan. Tak jarang pertikaian menjadi awal permusuhan. Terputuslah silaturahim. Menyebarlah prasangka buruk, dusta, bahkan fitnah yang sangat keji. Fanatisme golongan menjadi dalil segala keyakinan. Merebaklah kecenderungan untuk menganggap pendapat sendiri yang paling benar dan menafikan pendapat yang lain.
Inilah wajah umat sekian abad sepeninggal Rasulullah Saw.: terkotak-kotak dalam bingkai kelompok yang sangat sempit. Mereka melupakan misi kenabian. Sejak awal lelaki agung Al-Mustafa diangkat menjadi utusan, berkali-kali beliau menegaskan, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”
Misi Nabi Saw. adalah menegakkan akhlak yang mulia. Tetapi, justru karena perbedaan pendapat—yang umumnya berasal dari tata cara syariat (fiqih)—umat sepeninggal Nabi Saw. justru tercerai-berai. Karena alasan fiqih, tak jarang akhlak ditinggalkan. Karena perbedaan tata cara ibadah, betapa sering terjadi perselisihan.
Jalaluddin Rakhmat ingin kembali mengingatkan kita akan misi kenabian. Dalam bukunya ini, ia menelaah akar perselisihan, mengkaji berbagai persoalan, dan mengedepankan sebuah pemecahan bahwa di tengah perbedaan pendapat seperti apa pun, akhlak yang mulia tetap harus kita tegakkan.
...Soft Cover, Maret 2021 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Soft Cover, April 2021 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Soft Cover, Maret 2021 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Soft Cover, Juli 2006 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Soft Cover, Januari 2011 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Soft Cover | |||||
Stock tidak tersedia
|
Hard Cover | |||||
Stock tidak tersedia
|
Soft Cover, Juni 2021 | Rp. 89.000 | Rp. 71.200 (20% OFF) | |
Stock di Gudang Supplier
|
Soft Cover, 2022 | Rp. 99.000 | Rp. 79.200 (20% OFF) | |
Stock di Gudang Supplier
|