Bahasa
Indonesia
Penulis
D. ZAWAWI IMRON
Kategori
Buku
Puisi & Sastra
Puisi (3)
Sastra (1)

Format
Soft Cover (4)

Hasil: 1 - 4 dari 4
GRIDLIST
1.
Air Terisak Membelah Batu oleh D. ZAWAWI IMRON
Soft Cover, April 2024 Rp. 50.000 Rp. 37.500 (25% OFF)
Stock di Gudang Supplier
keasingan menanam sajakku di sini bersama zikirmu yang kesturi hari tak mau berlalu merasakan nyawanya sendiri yang tak pernah luka kuseret hiroshima ke mari bom yang berkaki menuliskan duri di ubun bumi semua, semua menjadi sampah tangis pun menjadi nanah ...
2.
Bantalku Ombak Selimutku Angin oleh D. ZAWAWI IMRON
Soft Cover, Agustus 2022 Rp. 70.000 Rp. 52.500 (25% OFF)
Stock di Gudang Supplier
lima hari berbantal ombak berselimut angin baru kutiba di pantai losari pisang panggang dan sarung makassar yang merah kesumba mengajarku hidup di laut karena lama di darat aku tak betah olle ollang memanjat ombak mengejar angin menurut cerita aku ini keturunan pejuang penguasa laut jawa pada abad-abad yang lalu ...
3.
Mengaji Bukit Mengeja Danau oleh D. ZAWAWI IMRON
Soft Cover, Februari 2024 Rp. 58.000 Rp. 43.500 (25% OFF)
Stock di Gudang Supplier
Mulut dan jariku memainkan suling Tapi kalah pada rohku yang melengking Ketika mataku melihat Merapi Ditandingi bayang-bayang yang menjulangi langit yang tinggi Tapi di tengah kenyataan ini Aku makin kecil makin bebal Seharkat sebutir debu yang melekat telapak sandal Mengaji Bukit Mengeja Danau merupakan buah dari program Rumah Puisi untuk mengundang sastrawan tamu. Karya ini menjadi penanda bahwa interaksi dengan alam dan budaya yang berbeda tak menyulitkan sama sekali seorang penyair ...
4.
Segugus Percakapan Cinta Di Bawah Matahari oleh SHAMSUDIN OTHMAN, D. ZAWAWI IMRON
Soft Cover, Januari 2017 Rp. 70.000 Rp. 56.000 (20% OFF)
Stock di Gudang Supplier
Shamsudin Othman dan D. Zawawi Imron bukan sekadar dua sosok yang terpisah jauh di dua negara, tetapi kedua-duanya juga datang daripada jurang dua generasi yang berbeza. Zawawi membesar dalam zaman kegetiran negara Indonesia untuk bangun sebagai negara bangsa yang merdeka dan sempat merasai “nikmat” hidup miskin yang membangunkan daya fikir dan daya puitis yang luar biasa, selain tidak berpeluang menyambung pendidikan sehabis SD, yang kemudiannya menyebabkan beliau harus membuat ...