Penulis
Tempo
Bahasa
Indonesia
Kategori
Buku
Biografi

Format
Soft Cover (9)

Hasil: 1 - 9 dari 9
GRIDLIST
1.
Soft Cover, Maret 2018
Stock tidak tersedia
DIA konsisten mengamalkan amanat Kongres Pemuda II Oktober 1928 yang menahbiskan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Ketika Belanda berusaha mengubur bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, dia tetap berjuang mempopulerkan bahasa itu di masyarakat. Dialah Amir Hamzah, raja penyair Pujangga Baru. Bermacam puisi, prosa, dan sajak lantas dia anggit dalam bahasa Indonesia. Terhimpun dalam Nyanyi Sunyi dan Buah Rindu, kata-kata dalam sajaknya berkesan kemas, ganas, tajam, dan pendek. ...
2.
Soft Cover, Maret 2018
Stock tidak tersedia
Teungku Daud Beureueh adalah orang yang menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945 dengan sumpah setia. Ia mencintai Indonesia merdeka: dihimpunnya dana masyarakat Aceh untuk membiayai perjuangan militer dan diplomatik RI melawan tekanan Belanda. Bagi Bung Karno, Aceh bahkan dianggap “daerah modal republik”. Namun sebagai ulama dan tokoh masyarakat karismatik Aceh, dia mengangkat senjata melawan pemerintah pusat pada 1953. Perang datang silih berganti di Tanah Rencong hingga ...
3.
Soft Cover, Maret 2018
Stock tidak tersedia
Berasal dari keluarga abangan, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo menjadi pemimpin pemberontakan Darul Islam. Meskipun memberontak demi cita-cita negara Islam, perjuangannya ikut mewarnai sejarah pembentukan Republik yang masih berusia muda. Lebih dari lima puluh tahun sesudah kematiannya, pemikiran dan cita-cita mendirikan negara Islam masih bergelora di kalangan sebagian umat Islam negeri ini—baik dengan jalan damai maupun kekerasan. Pengusung cita-cita negara Islam itu boleh saja ...
4.
Soft Cover, Februari 2016
Stock tidak tersedia
Berasal dari keluarga abangan, Sekarmadji Maridjan Karto­soewirjo menjadi pemimpin pemberontakan Darul Islam. Ber­­bekal pengetahuan agama Islam yang digalinya secara oto­didak, Kartosoewirjo memberontak demi cita-cita negara Islam. Toh, pemberontakannya telah ikut mewarnai sejarah pem­ben­tukan Republik yang masih berusia muda. Hampir lima puluh tahun setelah kematiannya, pemikiran dan cita-cita mendirikan negara Islam masih bergelora di kalangan sebagian umat Islam ...
5.
Soft Cover, Maret 2015
Stock tidak tersedia
6.
Seri Tempo: Agus Salim oleh Tim Tempo (1)
Soft Cover, September 2013
Stock tidak tersedia
Ketika masih muda, dia pernah bertanya kepada seorang ulama: apakah Adam dan Hawa memiliki pusar? Ulama itu menjawab: ada, karena mereka juga manusia. “Kalau punya pusar, sebagaimana halnya kita, itu tandanya mereka dilahirkan oleh seorang ibu.” Ulama itu tiada dapat menimpali. Kali lain, di atas kapal Renville, ia membuat utusan Belanda yang menuduh RI menyalahi kesepakatan Linggarjati bungkam: “Apakah aksi militer yang Tuan lancarkan terhadap kami sesuai dengan Perjanjian ...
7.
Seri Tempo: Sarwo Edhie oleh Tim Tempo
Soft Cover, Juni 2012
Stock tidak tersedia
""" Rangkai peristiwa sepanjang 1965-1966, pembubaran Partai Komunis Indonesia, (PKI) dan pergantian presiden, melambungkan nama Sarwo Edhie Wibowo, sekaligus menjadi titik-balik perjalanan hidupnya. Sebagai Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Sarwo Edhie sangat berperan dalam penumpasan Partai Komunis Indonesia pascatragedi 30 September 1965. Ia juga yang menggerakkan pasukan khusus Angkatan Darat berkeliling Jawa dan Bali, berbulan-bulan menangkapi tokoh merah di daerah, ...
8.
Soft Cover, Desember 2011
Stock tidak tersedia
Menentang feodalisme, Haji Oemar Said Tjokroaminoto punya andil menempa para tokoh pergerakan nasional. Dialah guru politik serta induk semang Presiden Soekarno serta tokoh pergerakan lain, seperti Semaoen, Musso, Alimin, dan Kartosoewirjo. Di tangan Tjokro, Sarekat Islam berubah dari organisasi saudagar batik pribumi menjadi gerakan politik yang bedar dan kuat. Pidato dan tulisannya menginspirasi puluhan ribu orang dan menumbuhkan semangat kebangsaan. Rakyat jelata menganggapnya "Ratu ...
9.
Sjam - Lelaki Dengan Lima Alias
Orang Kiri Indonesia
oleh Tim Buku Tempo
Soft Cover, Januari 2010
Stock tidak tersedia
Dua tahun setelah G30S (Gerakan 30 September 1965), Sjam Kamaruzaman muncul untuk pertama kali di hadapan publik sebagai saksi dalam pengadilan Sudisman, Sekretaris Jenderal PKI (Partai Komunis Indonesia). Sebelum kemunculan itu, sosok Sjam bagai bayangan di tengah halimun. Sjam ialah pemimpin Biro Chusus PKI, badan yang semula diduga hanya imajinasi tentara untuk memuluskan jalan bagi Suharto untuk menumpas PKI. Sjam kemudian membenarkan dugaan itu dan mengakui Biro Chusus memang ...