Soft Cover, November 2014 | |||||
Stock tidak tersedia
|
“Salah ya?”
“Maksud lo?”
“Jia Li… Gue ngga bisa berhenti mikirin dia.”
Billy membalikkan badan untuk menatap Imam. Satu dua napas dia hela. Bukan, bukan karena dia melihat wajah Imam yang seperti orang kekurangan gizi saat itu. Wajah Billy mendadak serius karena yang akan dia katakan, penting untuk dicerna dengan baik oleh Imam.
“Urusan perasaan hati itu ngga pernah ada yang salah. Yang kurang tepat adalah reaksi kita terhadap perasaan ...