Penulis
Valiant Budi
Kategori
Buku
Fiksi
Romantis

Format
Soft Cover (4)
Tanda Tangan (1)

Bahasa
Indonesia (4)

Hasil: 1 - 4 dari 4
GRIDLIST
1.
Forgotten Colors (Non TTD) oleh Valiant Budi
Soft Cover, Agustus 2017
Stock tidak tersedia
Aku bekerja keras memulihkan badan dan otak, menelusuri semiliar kenangan demi kewarasan, tapi terlalu banyak ingatan yang malah melumpuhkan. Namaku Arka. Aku terserang strok pada usia 28 tahun. Semenjak itu, menggali ingatan masa lalu adalah hal yang sulit bagiku—apalagi mimpi-mimpi aneh yang kerap menghampiri. Bagiku, butuh waktu tak sebentar untuk pulih. Namun, seiring ingatan yang kian memulih, aku merasa kembali utuh. Strok lambat laun justru membuatku tahu siapa diriku yang ...
2.
Forgotten Colors (Edisi TTD) oleh Valiant Budi
Aku bekerja keras memulihkan badan dan otak, menelusuri semiliar kenangan demi kewarasan, tapi terlalu banyak ingatan yang malah melumpuhkan. Namaku Arka. Aku terserang strok pada usia 28 tahun. Semenjak itu, menggali ingatan masa lalu adalah hal yang sulit bagiku—apalagi mimpi-mimpi aneh yang kerap menghampiri. Bagiku, butuh waktu tak sebentar untuk pulih. Namun, seiring ingatan yang kian memulih, aku merasa kembali utuh. Strok lambat laun justru membuatku tahu siapa diriku yang ...
3.
Kala Kali oleh Windy Ariestanty, Valiant Budi (1)
Soft Cover, September 2012
Stock tidak tersedia
Gegas dan waktu tak pernah bisa berbagi ruang, apalagi, berbagi cerita. maka, saling mencarilah mereka, berusaha menggenapi satu sama lain. hingga satu titik, kāla menjadi mula dan kali mengakhiri cerita. *** Aku merasa kembali menjadi balita, mengentak-entakkan kaki ke lantai sambil bertepuk-tepuk tangan gembira. Tidak ingin membuang-buang waktu, aku segera meniup lilin sambil berharap dalam hati akan ada lilin serupa untuk tahun depan, di atas sepotong kue yang dibawakan Ibu. ...
4.
Menuju(h) oleh Aan Syafrani, Iru Irawan, Mahir Pradana, Maradilla Syachridar, Sundea, Theoresia Rumthe, Valiant Budi (1)
Soft Cover, Agustus 2012
Stock tidak tersedia
Ia mengiringimu, menyetia dalam diam. Kadang, kau menantinya, menunggu kedatangannya. Tak jarang, kau memaki, mengutuk kepergiannya. Namun, ia masih mengiringimu, menyetia dalam diam. Begitulah cinta seperti seharusnya. Seperti hari-hari yang menampung keluh kesah, membangun keabadian, mencipta sejarah dalam kenangan. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu. Ia menyetia. Menyertamu dalam luka, juga bahagia. Menuju(h) adalah kolaborasi tujuh penulis muda, berbagi cerita tentang ...