Menyandang predikat “gus” tapi nggak bisa memenuhi ekspek- tasi kapasitas dan kapabilitasnya, maka akan terlihat seperti kutu yang tumbuh besar dan nyaman di bulu indah kucing persia. Jadi, sekalipun orang menghormati kamu, itu bukan karena kamu sebagai kutu tapi karena kamu tumbuh besar di bulu kucing persia yang indah dan mahal harganya.
Saya bakal ngajak kalian ngerasain gimana menyandang predikat “gus”, bagaimana paniknya ketika lagi enak-enak main futsal tiba-tiba dimintain tolong ngobatin gadis ababil kesurupan di tengah kerumunan orang, bagaimana ngadepin orang yang ngeyelnya bikin pusing pala Berbi, juga ketemu gadis salehah sesempurna Gita Gutawa dan seistimewa Cherrybelle namun ponsel kamu ketinggalan. Saya juga bakal ngajak kamu nyamar jadi Ninja Hatori di tengah malam untuk mencari cahaya oranye berasap di lorong gedung sekolah seperti uka-uka Dua Dunia, kemudian memecahkan teka-teki seperti Diego yang membantu Dora versi Jawa yang keponya setengah hidup, setelah itu masuk ke kandang preman terminal seperti anak IPS masuk ke Fakultas Kedokteran.
Dengan kisah-kisah kehidupan yang saya alami sebagai gus yang baik, tidak sombong, dan rajin menabung, saya resmi mengundang kalian untuk memaknai setiap kisah dengan berjuta makna, berjuta hikmah, dan berjuta tawa. Mari kita berangkat dengan kendaraan bernama tawa dan jalur bernama ibadah untuk tujuan bernama Islam. Islam itu indah, tertawa ibadah.
Beribadah dengan tawa, senyum berpahala. Bismillahirrahmanirrahim. Untuk kelancaran perjalanan kita, Al-Fatihah.