Kepolisian Baga dan Lembaga Korban Pembunuhan (LKP) melalui Rumah Sakit Tilaga mengirimkan 50 rangka korban pembunuhan massal yang dikubur 34 tahun silam, yang baru digali di hutan, kepada Dr. Anita. Identifikasi rangka-rangka ini terutama untuk mencari Su, laki-laki satu di antara 50 rangka. Atas permintaan dan biaya anak tunggalnya dan LKP, Su digali untuk dimakamkan kembali di sisi makam istrinya dalam upacara nyewu atau seribu hari kematian istrinya. Namun Dr. Anita terpana: di antara puluhan fragmen tulang abu-abu kekuningan, ada potongan-potongan rangka berbeda warna: cokelat tua, lebih berat, lebih padat, lebih basah, dan mengandung pasir. Padahal kandungan tanah rangka lainnya bertekstur lempung. Dua lingkungan yang berbeda! Dan pola fraktur yang runcing-runcing mengingatkan pada kasus multiple fractures falling from height yang ditanganinya semasa kuliah di Chicago.Dr. Anita merasakan pahit di kerongkongannya.Cokelat dibunuh? Mayatnya dipindahkan? Jatuh dari ketinggian? Siapakah pemilik rangka berwarna cokelat ini? Apakah ia betul dibunuh? Siapa pembunuhnya? Mengapa ia berada di hutan?Percintaan dan kisah hidupnya sendiri membawa Dr. Anita pada jawaban-jawaban atas pertanyaannya.
Etty Indriati, Ph.D., lahir di Surakarta tahun 1963 dan menyelesaikan pendidikan preuniversitasnya di kota yang sama. Tahun 1987 ia lulus dari Fakultas Kedoktoran Gigi Gadjah Mada dan tahun 1988 mulai bekerja di Fakultas Kedokteran Universsitas Gadjah Mada hingga kini, sebagai Lektor Kepala di bidang antropologi biologi. Pendidkan Master dan Doktoral dalam bidang antropologi didapat dari the University of Chicago , Chicago, USA. Publikasi ilmiahnya diterbitkan di Amerika, Jepang, Prancis, Australia, dan Indonesia, antara lain dimuat oleh American Journal of Physical Antropology, Academie de Sciences, Proceedings of the National Academy of Sciences, Berkala Ilmu Kedokteran, Universitas Gadjah Mada dan Departemen Pendidikan Nasional. Ia diminta menjadi editor berbagai berkala ilmiah, antara lain: Journal of Human Evolution, Antripology Science, dan Berkala Ilmu Kedokteran.
olehRr Sutji Dewi HerajantipadaSelasa, 1 Desember 2009
alur ceritanya manis dan mengikat.ketegangan yang ditampilkan natural dan tidak berlebihan.banyak istilah-istilah dunia kedokteran tapi ada catatan kaki yang menjelaskan sehingga buku ini menjadi mudah dimengerti.kata-katanya tidak membingungkan, serba jelas.semoga buku ini dicetak ulang sehingga lebih banyak yang bisa menikmatinya.