Jilid keemapat Tepi Air, “Pengepungan Desa Keluarga Zhu”, menceritakan aksi Li Kui menghadapi empat harimau yang memakan ibunya, bagaimana Dewi Xuannu menganugerahkan kitab suci dari langit kepada Song Jiang untuk membantu Song menegakkan kehendak langit, serta pertempuran antara pasukan pemberontak Liangshan dan Desa Zhu yang hendak memberantas mereka. Makin banyak pendekar bergabung di Liangshan, termasuk “Ular Hijau 10 Kaki' Hu Sanniang, seorang gadis pendekar yang mampu menandingi ...

Jilid ketiga Tepi Air, “Sang Pembantai Harimau”, berkisah tentang petualangan Wu Song yang mampu membunuh harimau dengan tangan kosong sehingga dijuluki ‘Sang Pembantai Harimau’; pembalasan dendam Wu Song atas kematian kakaknya; penangkapan Song Jiang ‘Si Hujan Anugerah’; serta bagaimana para pendekar Liangshan bertempur untuk menyelamatkan Song Jiang dari hukuman penggal. Dalam jilid ini muncul ‘Angin Topan Hitam’ Li Kui, pendekar dahsyat yang tak dapat dihentikan siapapun kalau sudah ...

Jilid kedua Tepi Air, Rawa di Kaki Liangshan, menceritakan upaya 'Binatang Berwajah Biru', Yang Zhi, memperoleh kembali nama baiknya setelah gagal melaksanakan tugas; siasat 'Penyihir Cerdik', Wu Yong, merampas hadiah ulang tahun seorang pejabat korup; laga di atas air antara penangkap bandit He Tao dan Tiga Bersaudara Ruan; serta bagaimana 'Raja Langit', Chao Gai, menjadi pemimpin di Liangshan. Diperkenalkan pula 'Hujan Anugerah', Song Jiang, seorang juru tulis jujur dan murah hati yang kelak ...

Tepi Air (Shuihu Zhuan) adalah cerita klasik Cina yang paling terkenal sesudah Tiga Kerajaan (Sam Kok). Tepi Air menceritakan kisah 108 pendekar yang berasal dari berbagai macam latarbelakang namun sama-sama membenci korupnya pemerintah Dinasti Song, sehingga mereka pun satu demi satu berkumpul di gunung Liangshan dan memberontak. Konon Mao Zedong sangat menggemari kisah Tepi Air, yang dianggapnya mampu membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kezaliman. Petualangan dan aksi para ...