Pencarian

Penulis
Tempo

Format
Soft Cover (95)

Hasil: 21 - 40 dari 108
GRIDLIST
21.
Soft Cover, Oktober 2017
Stock tidak tersedia
Membentang dari Anyer, Jawa Barat sampai Panarukan, Jawa Timur, Jalan Raya Pos dibangun hanya dalam setahun, 1808-1809. Kala itu, Herman Willem menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Buku ini mengisahkan liputan Tempo menyusuri ruas-ruas Jalan Raya Pos. Ada kawasan tempat perkebunan pekerja rodi di zaman Daendels, yang juga makam jenazah korban penembakan misterius Orde Baru. Terdapat pula kelenteng-kelenteng yang setiap Cap Go Meh menggelar arak-arakan melewati Jalan Pos Daendels. Tak ...
22.
Soft Cover, September 2017
Stock tidak tersedia
“Sesungguhnya kita tak akan pernah tahu dengan siapa cinta kita akan sejati, hingga kita saling mengusahakan.” Psikolog Roslina Verauli dikenal sebagai Panelis Tetap di program Talkshow edukatif Cerita Perempuan yang dipandu oleh host cantik Maudy Koesnaedi yang pernah tayang setiap hari di Trans TV. Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana dan Pendidikan Magister Profesi di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Perjalanan karier Mbak Vera, dengan akun Instagram @verauli.id, sudah dimulai ...
23.
Soft Cover, Agustus 2017
Stock tidak tersedia
Menentang feodalisme, Haji Oemar Said Tjokroaminoto punya andil menempa para tokoh pergerakan nasional. Pemerintah Belanda menjulukinya “Raja Tanpa Mahkota”, sementara rakyat jelata menganggapnya “Ratu Adil”. Di tangan Tjokro, Sarekat Islam berubah dari organisasi saudagar batik pribumi menjadi gerakan politik yang besar dan kuat. Pelajaran membaca ayat Al-Quran yang disarikan dari pengalamannya bertemu dengan Nabi dalam sebuah mimpi telah membentuk asas dan perjuangan Partai Sarekat ...
24.
Soft Cover, Agustus 2017
Stock tidak tersedia
Suatu kali, bersama Jusupadi Danuhadiningrat, pemuda asal Yogyakarta, dan Adnan Kapau Gani, pemuda Minangkabau penyuka makanan Palembang, Muhammad Yamin berkelakar tentang persatuan “menu” Nusantara. “Kalau situ dahar gudeg ame nasi, jangan lupa plus ama pempek¬nya,” ucap Adnan. Yamin lalu nyeletuk, “Dan bagus¬an lagi, tambah rendang.” Sebagai penggerak Kongres Pemuda I, 2 Mei 1926, Muhammad Yamin menyadari bahasa Indonesia sebagai salah satu wujud persatuan. Sementara dalam ...
25.
No Image Available
Soft Cover, Agustus 2017 Rp. 38.000 Rp. 28.500 (25% OFF)
Stock di Gudang Supplier
“Jika Saudara hendak menang perkara, jangan pilih saya sebagai pengacara Anda, karena kita pasti akan kalah. Tapi, jika Saudara cukup dan puas mengemukakan kebenaran Saudara, saya mau menjadi pembela Saudara.” Itulah prinsip sang bahadur, Yap Thiam Hien. Bukan sebuah kebetulan. Bergelar Meester in de Rechten dari Universitas Leiden, sesungguhnya Yap tak kurang suatu apa untuk menjadi kaya raya dan sejahtera. Namun, ketika kantor pengacara lain mengenakan tarif Rp40 juta per klien, biaya ...
26.
Soft Cover, Agustus 2017
Stock tidak tersedia
Di atas kapal Renville, Agus Salim membuat utusan Belanda yang menuduh RI menyalahi kesepakatan Linggarjati bungkam: “Apakah aksi militer yang Tuan lancarkan terhadap kami sesuai dengan Perjanjian Linggarjati? Kalau Tuan-tuan melancarkan sekali lagi aksi militer terhadap kami, kami akan mencapai pengakuan de jure di seluruh dunia.” Itulah Agus Salim. Diplomat yang cerdik dan pendebat ulung; alim yang kritis dan ulama yang moderat. Tapi dia juga pernah kehilangan iman dan susah payah ...
27.
Soft Cover, Agustus 2017
Stock tidak tersedia
Terhampar dari Aceh hingga Papua, setiap danau alami di Indonesia memiliki kekhasan. Letaknya di puncak pegunungan ataupun terkungkung di antara lelautan. Di balik keelokan panoramanya, danau-danau memiliki cerita kehidupan masyarakat di sekitarnya. Di Danau Gunung Tujuh, Jambi, misalnya, berkembang legenda tentang Orang Pendek. Konon, menurut para leluhur yang dulu tinggal di wilayah tersebut, Orang Pendek adalah makhluk jadi-jadian. Danau Kakaban di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur, ...
28.
Soft Cover, Juli 2017
Stock tidak tersedia
Mohammad Natsir orang yang puritan. Hidupnya tak berwarna-warni seperti cerita tonil. Tapi kadang kala orang yang lurus bukan tak menarik. Ia punya daya tarik sendiri: santun, bersih, konsisten, toleran, tapi teguh berpendirian. Indonesia sekarang seakan-akan hidup di sebuah lingkaran setan yang tak terputus: regenerasi kepemimpinan terjadi, tapi birokrasi dan politik yang bersih, kesejahteraan sosial yang lebih baik, terlalu jauh dari jangkauan. Natsir seolah-olah wakil sosok yang berada di ...
29.
Soft Cover, Juli 2017
Stock tidak tersedia
Kiai Wahid, demikian dia biasa disapa, merupakan tokoh pembaru pesantren dan pendidikan Islam negeri ini. Sepulang menyantri di sejumlah pesantren di Jawa Timur dan belajar di Negeri Arab, ayah Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid ini memasukkan pendidikan umum dalam sistem pendidikan Pesantren Tebuireng. Kepiawaiannya berorganisasi dan berpolitik membuat Wahid Hasyim dipilih sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Ia ...
30.
No Image Available
Soft Cover, Juli 2017 Rp. 120.000 Rp. 90.000 (25% OFF)
Stock di Gudang Supplier
Bagi sebagian orang, melihat matahari terbit di Gunung Bromo atau menyelam di Bunaken sudah membosankan. Sesungguhnya, Tanah Air kita menyimpan seribu nirwana tak tersentuh nun di pelosok. Cobalah tengok Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Kwatisore, Nabire, Papua. Hiu paus (Rhincodon typus) yang hidup di sana menjadikan pemandangan alam bawah laut yang berbeda. Ikan berbobot 9 ton dan panjang 10 meter itu lebih “jinak” dibanding ikan lainnya. Dengan menyelam atau diving, kita dapat ...
31.
Soft Cover, Mei 2017
Stock tidak tersedia
Pada masa penjajahan Jepang, ia menjadi wartawan kantor berita Domei. Pidato-pidatonya selalu meneriakkan “Allahu Akbar” dan mengobarkan semangat pejuang menentang tentara Sekutu. Sosoknya terekam kuat dalam potret diri yang mengacungkan telunjuk dan tatapan mata tajam. Sutomo atau Bung Tomo ialah tokoh “pemberontak” termasyhur. Kehadirannya jadi simbol perlawanan dalam pertempuran 10 November 1945. Ia lantas kerap mengkritik Orde Baru, terutama soal korupsi dan penyalahgunaan ...
32.
Soft Cover, Mei 2017
Stock tidak tersedia
Lelaki cadel ini tak pernah bisa melafalkan huruf “r” dengan sempurna. Ia “cacat” wicara, tapi dianggap berbahaya. Rambutnya lusuh. Pakaiannya kumal. Ia bukan burung merak yang mempesona. Wiji Thukul mungkin bukan penyair paling cemerlang yang pernah kita miliki. Namun, bila ia membaca puisi di tengah buruh dan mahasiswa, aparat memberinya cap sebagai agitator, penghasut. Kegiatannya mendidik anak-anak dan membuat selebaran, poster, stensilan, dan buletin propaganda dianggap ...
33.
Soft Cover, Mei 2017
Stock tidak tersedia
Rangkaian peristiwa sepanjang 1965-1966—pembubaran PKI dan pergantian presiden—melambungkan nama Sarwo Edhie Wibowo, sekaligus menjadi titik balik perjalanan hidupnya. Sebagai Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat, Sarwo Edhie berperan membumihanguskan Partai Komunis Indonesia pascatragedi 30 September 1965. Lantas karena dinilai terlalu keras menyudutkan barisan pendukung Sukarno, dia disingkirkan ke Medan, Sumatera Utara, kemudian Papua. Jabatan terakhirnya “hanya” Gubernur ...
34.
April 2017
Stock tidak tersedia
WHO was Sjam, a man with five aliases? Who was this native of Tuban, East Java, who was an atheist yet known to be good at reciting verses from the Qur’an? Was he a double agent or just a loyal follower of PKI Chairman D.N. Aidit? The G30S tragedy is a mystery whose secrets have never been fully uncovered. Sjam Kamaruzaman is an important figure in the chaos ...
35.
April 2017
Stock tidak tersedia
Dan sampailah buku ini di tangan Anda. Lalu apa? Seketika meletakkannya di rak buku? Sekadar membolak-balik halamannya? Atau membaca tulisan satu-dua penulis yang Anda kenal. Atau mungkin Anda membaca sedikit, seperempat, separuh, atau sebagian besar buku ini. Bagi Tempo Institute—barangkali juga bagi Garuda Indonesia dan GE, yang menjadi mitra kami tahun ini—semua pilihan itu sepenuhnya milik Anda. Bila Anda tak membacanya sama sekali, satu kesempatan telah terbuang percuma. Anda terlewat ...
36.
April 2017
Stock tidak tersedia
IN his body flowed Dutch, French, German and Javanese blood, yet François Eugène Douwes Dekker’s spirit was nationalism, rooted among the local population. He was the first person to establish a political party in Indonesia, prompting Dutch colonial officials to brand him dangerous, for his capacity to provoke ‘native’ Indonesians into rebelling ...
37.
April 2017
Stock tidak tersedia
SHE had dreams and yearnings many of us share: rights and choices, rebelling against customs and traditions that shackled her intellectual growth—feudalism, polygamy and other forms of discrimination against women. Unlike many of us ,however, she was restricted in how she could manifest those aspirations. ...
38.
Soft Cover, Maret 2017
Stock tidak tersedia
JIKA masih hidup, dan diminta melukiskan situasi sekarang, Mohammad Hatta hanya perlu mencetak ulang tulisannya yang terbit pada 1962: “Pembangunan tak berjalan sebagaimana semestinya.... Perkembangan demokrasi pun telantar karena percekcokan politik senantiasa. Pelaksanaan otonomi daerah terlalu lamban sehingga memicu pergolakan daerah”. Demokrasi dapat berjalan baik, menurut Hatta, jika ada rasa tanggung jawab dan toleransi di kalangan pemimpin politik. Sebaliknya, kata dia, ...
39.
Soft Cover, Februari 2017
Stock tidak tersedia
"Ia orang pertama yang menulis konsep Republik Indonesia. Muhammad Yamin menjulukinya ""Bapak Republik Indonesia"". Sukarno menye but nya ""seorang yang mahir dalam revolusi"". Tapi hidupnya berakhir tragis di ujung senapan tentara republik yang didirikannya. Tan melukis revolusi Indonesia dengan ber gelora. Sukarno pernah menulis testamen politik yang berisi wasiat penyerahan kekuasaan kepada empat nama—salah satunya Tan Malaka—apabila Bung Karno dan Bung Hatta mati atau ditangkap. ...
40.
Soft Cover, Februari 2017
Stock tidak tersedia
"Empat puluh tahun sejak Sukarno meninggal, nama serta wajahnya tidak pernah benar-benar lumat terkubur. Kampanye puluhan tahun Orde Baru untuk membenamkannya justru hanya memperkuat kenangan orang akan kebesarannya. Sukarno tak pernah berhenti menjadi ikon revolusi nasional Indonesia yang paling menonjol—mungkin seperti Che Guevara bagi Kuba. Di banyak rumah, foto-fotonya, kendati dalam kertas yang sudah menguning di balik kaca pigura yang buram, tidak pernah diturunkan dari dinding ...