Pencarian

Kata Kunci
Gramedia Pustaka Utama
Bahasa
Indonesia
Penulis
Tatyana
Kategori
Buku
Fiksi (3)
Textbooks (1)

Format
Soft Cover (4)

Hasil: 1 - 4 dari 4
GRIDLIST
1.
Hidup Baru: Jadi Nenek oleh Tatyana Soebianto
Soft Cover, Januari 2021
Stock tidak tersedia
Bukan tentang bagaimana merawat cucu, buku ini adalah perayaan bagi perempuan. Buat mereka yang sudah bercucu, atau cuma membayangkan saja bagaimana rasanya punya cucu, buku ini sama pentingnya. Seandainya memang terjadi, bersiaplah: Begitu si cucu nongol, itu juga berarti kuliah panjang lagi soal Kehidupan bagi si nenek. Jadi nenek itu bukan status, apalagi status yang perlu dikejar. Tapi jadi nenek itu sungguh menyenangkan. Sama menyenangkannya dengan naik roller-coaster, apalagi kalau kita ...
2.
Jakarta Kafe oleh Tatyana
Soft Cover, April 2013
Stock tidak tersedia
Jakarta, dalam cerita-cerita ini, adalah ceruk yang tenang tapi gersang, berisik tapi sunyi, gemerlap tapi muram. Jakarta seperti musik jazz: serbaada dan menawarkan segala kemungkinan. Paradoks-paradoks itu bisa hadir sendiri-sendiri, tumpang tindih, atau berombongan sekaligus sehingga sulit menyebut apa warna Jakarta sesungguhnya. Sebutlah sesuatu, itulah Jakarta.   Kisah yang berkesan ternyata tak perlu datang dari gagasan besar, imajinasi aneh-aneh. Tapi perajin yang baik akan ...
3.
No Image Available
Single Moms Day Out oleh Tatyana
Soft Cover, Mei 2005
Stock tidak tersedia
Sungguh, Tatyana adalah pencerita lancar dengan pengamatan luar biasa tajam. Kumpulan kisah sehari-harinya ini terasa sangat indah, menyenangkan, sekaligus "dalam" tanpa harus membuat alis pegal karena berkerut kelamaan.Brilian! Indra Herlambangpresenter dan kutubukuSeperti kumpulan cerpennya yang terdahulu, Jakarta Kafe, Tatyana meretas batas antara para tokoh dalam cerpen-cerpennya dan pembacanya. Kisah-kisah dalam kumpulan ini juga merupakan perca-perca peristiwa yang berserakan dalam ...
4.
No Image Available
Jakarta Kafe oleh Tatyana
Soft Cover, September 2004
Stock tidak tersedia
Membaca cerita-cerita ini ibarat menikmati rangkaian pertemuan dan obrolan di sebuah kafe.Berbagai kisah kehidupan mengalir begitu saja, lancar bersahaja, tanpa beban. Tokoh-tokohnya (yang bisa jadi merupakan bayang-bayang diri kita juga) dibiarkan bertutur tentang "keculunan" pikiran dan perasaan mereka. Ya, ruang publik bernama kafe seakan telah menjelma menjadi semacam ruang privat. Kisah pribadi hadir di tengah manusia-manusia anonim yang datang dengan kegetiran-sekaligus kejenakaan-hidup ...